REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terbaring di rumah sakit Pusat Gatot Subroto (RSPAD). Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama istrinya, Iriana menjenguk SBY pada Kamis (19/7) kemarin.
Menurut Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hendrawan Supratikno, kedatangan Jokowi dalam kapasitasnya sebagai kepala negara. Jokowi pun kata dia, datang beserta Wapres Jusuf Kalla (JK) dan istrinya, Mufidah.
Oleh karena itu, Hendrawan meminta agar pertemuan tersebut tidak disalah tafsirkan. Kedatangan Jokowi kata dia murni hanya untuk menjenguk SBY.
"Ekspresi persahabatan dan fatsun pimpinan tertinggi negara. Jangan ditafsir macam-macam nanti capek," kata Hendrawan kepada Republika.co.id, Jumat (20/7).
Dia juga menambahkan bahwa pertemuan tersebut jangan kemudian diartikan adanya sinyal koalisi. Pertemuan yang berkali-kali pun menurutnya belum tentu membuahkan kesepakatan apalagi hanya satu kali pertemuan.
"Tidak bisa membuat kesimpulan hanya dengan satu pertemuan, pertemuan berkali-kali saja belum menentukan kesepakatan apalagi kalau hanya datang di RS," kata dia.
Diketahui SBY menjalani perawatan di RSPAD Gatot Subroto sejak Selasa (17/7) kemarin. Ia harus dirawat karena mengalami kelelahan usai kunjungannya ke Pacitan dan Jogja.
Selain Jokowi dan JK, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto pun menjenguk SBY. Bahkan sebelumnya, keduanya petinggi partai ini hendak melakukan pertemuan namun lantaran SBY harus dirawat sehingga pertemuan harus diundur.
Menurut Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan ada pertemuan lanjutan Anatara Prabowo dan SBY. Namun mengenai waktu pastinya, AHY enggan mengatakan.
"Saya takut nanti keliru, nanti akan diumumkan secara official, tapi yang jelas Pak SBY butuh empat hari untuk istirahat total, mohon doanya saja," ujar AHY.