REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pesan kepada semua kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam menghadapi Pemilu 2019. Menurutnya, nasib PKB bisa sukses sebagaimana tiga negara yang menduduki peringkat tiga besar Piala Dunia 2018 lalu.
"Dalam menghadapi pemilu 2019, saya yakin, pimpinan PKB, ulama, kyai, dan seluruh kader, akan berusaha keras untuk menarik hati rakyat," ujar Jokowi dalam pidato sambutannya saat perayaan Harlah ke-20 Tahun PKB, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Selatan, Ahad (22/7).
Dengan begitu, dirinya yakin bahwa PKB akan meraih sukses. "Lihat saja final piala dunia adalah Prancis, Kroasia, dan Belgia. PKB. Artinya, silakan diartikan sendiri. Sekali lagi, selamat hari lahir ke-20, sukses, dirgahayu PKB," ucap Jokowi.
Selain dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, harlah ke-20 PKB juga dihadiri Ketua DPR Bambang Soesatyo, Wakil Ketua MPR Fraksi PDIP Ahmad Basarah. Serta beberapa menteri Kabinet Kerja seperti, Menteri KKP Susi Pudjiastuti, Menhub Budi Karya Sumadi, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menpora Imam Nahrawi, Menaker Hanif Dhakiri, KSP Moeldoko.
Para petinggi partai pun terlihat hadir, seperti Ketua Umum NasDem Surya Paloh dan Sekjen Johny G Plate. Ketua Umum Golkar yang juga Menperin Airlangga Hartarto, juga Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto hadir. Bahkan, politisi PAN yang merapat ke koalisi oposisi hadir, seperti Waketum PAN Viva Yoga Mauladi.
Ketua Umum PK, Muhaimin Iskandar, mengatakan, ada tiga hal yang menjadi fokus utama parpolnya pada usia ke-20 tahun. PKB ingin berperan dalam pemerataan pendidikan dan pembangunan desa.
"Tentu usia 20 tahun ini menjadi pelajaran dan pengalaman untuk berbuat lebih maksimal lagi. Ada tiga hal yang menjadi konsentrasi kita," ujar Muhaimin usai perayaan harlah ke-20 tahun PKB di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Selatan, Ahad (22/7).
Tiga hal tersebut adalah mengubah cara dan strategi penganggaran negara. "Itu menjadi beban dan sekaligus pekerjaan PKB yang mendasar, agar anggaran seperti halnya anggaran desa dimulai dari bawah," lanjut dia.
Kedua, menjaga kebebasan berserikat berpendapat, kebebasan media, kebebasan berkehendak. Menurut Muhaimin, kebebasan itu tidak boleh dibatasi atas nama apa pun, meskipun ada dampak negatifnya adalah liberalisme.
Namun, menurutnya, liberalisme merupakan dampak yang kecil. "Yang ketiga tentu bagaimana akses pendidikan. Ini masih sangat harus kerja keras. Ketiga hal itu akan menjadi beban dan pada usia 20 tahun PKB harus bisa membuktikannya," tegas dia.