REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Nusa Tenggara Barat (NTB) akan melakukan deklarasi dukungan kepada Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi. Terutama, dukungan untuk menjadi cawapres dan berpasangan dengan Joko Widodo (Jokowi).
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPW Nasdem NTB Ardani Zulfikar mengatakan deklarasi ini akan dilakukan di Kantor DPW Nasdem NTB di Jalan Langko, Kota Mataram, NTB, pada Rabu (25/7). Ardani menyampaikan, deklarasi ini merupakan bentuk usulan dari DPW Nasdem NTB kepada DPP Nasdem sebagai pertimbangan.
"Deklarasi besok sudah positif, kami malah berharap supaya diperjuangkan oleh partai di DPP Nasdem," ujar Ardani kepada Republika.co.id di Mataram, NTB, Selasa (24/7).
Ardani menjabarkan alasan dukungan kepada TGB untuk mendampingi Jokowi. Menurutnya, Jokowi sudah memberikan keberhasilan yang nyata dalam memimpin bangsa. Jokowi, lanjutnya, juga begitu memberikan perhatian besar kepada pembangunan di NTB, yang notabene pada Jokowi kalah telak saat Pilpres 2014 di NTB. Namun, kata dia, selama ini banyak anggapan dan isu bahwa Jokowi kurang dekat dengan ulama hingga kriminalisasi ulama.
"Saya anggap ini bisa menjadi bom waktu, saya khawatir masyarakat termakan hoaks," lanjutnya.
Oleh karena itu, ia menilai, sangat strategis menjadikan TGB sebagai pendamping Jokowi. Hal ini bisa membuka mata umat dan masyarakat bahwa pasangan ini bentuk kombinasi ideal yakni nasionalis dan relijius.
"Walau TGB bukan orang Nasdem ketika dia memiliki potensi maka Nasdem akan mendukung. TGB bukan hanya milik NTB, tapi Indonesia, jadi enggak main-main kita dukung bukan hanya formalitas tapi berdasarkan pertimbangan matang," katanya menambahkan.
Belum pindah partai
Sementara, Ketua DPD Partai Demokrat Nusa Tenggara Barat (NTB) Mahalli Fikri memiliki harapan agar kader Demokrat di NTB tetap solid meski Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi resmi mundur dari partai berlambang bintang mercy tersebut.
"Ya kita berharap mudah-mudahan tetap solid karena TGB juga tidak masuk partai mana-mana," ujar Mahalli di Mataram, NTB, Selasa (24/7).
Mahalli mengaku tidak bisa berkomentar banyak tentang keputusan TGB meninggalkan Partai Demokrat karena bukan kapasitas DPD untuk memberikan pernyataan, melainkan DPP Demokrat yang sudah mengeluarkan pernyataan. Mahalli yang menggantikan TGB sebagai Ketua DPD Demokrat NTB pada Juli 2017 mengaku menghormati segala keputusan TGB.
"Saya rasa beliau (TGB) sangat arif sehingga saya juga orangnya beliau yang ditaruh di Demokrat, kan belum ada perintah beliau, begitu juga dengan kader yang lain," lanjutnya.
Mahalli mengajak seluruh kader Demokrat di NTB maupun Nahdlatul Wathan (NW) menghargai keputusan TGB. "Kita mengharapkan kader tetap solid karena tuan guru (TGB) tentu sudah pertimbangkan semua dan harus dihormati," kata dia menambahkan.