REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto tak menampik kemungkinan ia berpasangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono. Prabowo mengatakan, apabila muncul nama AHY, sapaan akrab Agus, sebagai cawapres pendampingnya ia akan menjawab "why not" atau mengapa tidak.
"Terus terang saja saya harus katakan, kriteria yang saya butuh adalah yang saya yakini orang yang capable, bisa berkomunikasi dengan baik dengan generasi muda, karena pemilih mayoritas usia 40 tahun. Kalau umpamanya dalam pertemuan mendatang nama AHY muncul, saya harus katakan why not," ujar Prabowo sesuai bertemu Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, di Jakarta, Selasa (25/7) malam.
Prabowo menegaskan, dalam pertemuannya itu SBY sama sekali tidak meminta AHY menjadi cawapres dengan harga mati. SBY meminta agar dicari nama terbaik.
Gerindra, kata Prabowo, sangat gembira dengan suasana pertemuan itu karena ada chemistry yang bagus. "Tanpa ditanya kalian sudah mengerti lah," kata Prabowo kepada wartawan.
Prabowo melakukan pertemuan dengan SBY di kediaman Ketua Umum Demokrat itu, di Mega Kuningan, Jakarta, Selasa malam. Dalam pertemuan itu kedua partai sepakat membuka jalan koalisi yang akan dipertajam melalui pertemuan selanjutnya.
SBY mengatakan hasil pertemuannya dengan Prabowo akan disampaikan kepada jajaran Majelis Tinggi Partai Demokrat sebagai forum tertinggi partainya yang akan mengambil keputusan koalisi.
Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan, ada tiga pokok pembahasan pada pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di Jalan Mega Kuningan Timur, Jakarta, Selasa (24/7). Hasil pertemuan itu akan dibawa ke majelis tinggi partai untuk diputuskan.
Salah satunya, kata SBY, mengenai terbukanya koalisi dengan Partai Gerindra pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019. "Pertama adalah komitmen bersama kami selaku pemimpin gerindra untuk pak prabowo dan saya selaku pemimpin Partai Demokrat. Yang memiliki komitmen yang sama agar Pemilu 2019 nanti berlangsung secara damai jujur dan adil," jelas SBY dalam jumpa persnya, Selasa (23/7).
SBY berharap agar Pemilu berlangsung secara damai jujur dan adil. Pihaknya juga bersepakat dengan Partai Gerindra untuk ikut mencegah Jangan sampai politik identitas, politik SARA secara ekstrem mendominasi pelaksanaan pemilu. Hal itu agar demokrasi di Indonesia tumbuh dan berkembang semakin berkualitas.
Baca juga, Gerindra Full Team Temui SBY.
Kemudian pihaknya juga menyerukan agar pemerintah serta aparat intelijen, kepolisian dan militer benar-benar netral dan tidak berpihak dalam pemilu 2019 mendatang. SBY berharap agar negara menjamin kebebasan berbicara freedom of speech sebagaimana dijamin oleh konstitusi dan undang-undang selama kampanye dan pemilu berlangsung.
"Sangat penting agar kami semua para peserta pemilu benar-benar bisa menyuarakan suara kami dalam kampanye nanti tanpa dibayang-bayangi oleh sikap dianggap melampui kepatutannya karena," tutur SBY.