REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, apabila Prabowo Subianto disepakati menjadi Calon Presiden 2019, maka yang bersangkutan memiliki kebebasan memilih cawapres pendampingnya setelah melalui komunikasi dengan partai koalisi.
"Kalau cocok, berjodoh, berkoalisi, maka pak Prabowo lah sebagai capres yang menyampaikan kepada kami siapa cawapres yang dipilih," kata SBY dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu malam.
SBY mengatakan saat dirinya menjadi Capres 2004 silam, ia memiliki kebebasan memilih Jusuf Kalla sebagai Cawapres pendampingnya, tanpa ada pihak yang mendikte, mengharuskan atau menekan. Begitu juga saat Pilpres 2009, SBY menyatakan sepenuhnya memiliki kebebasan memilih Boediono sebagai pendampingnya.
"Kalau pak Prabowo menjadi Capres yang diusung, tentu beliau akan memutuskan cawapres dengan pertimbangan yang masak yang memungkinkan perjuangannya berhasil," kata SBY.
SBY mengaku turut membahas hal tersebut dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dalam penjajakan koalisi Demokrat-PAN.Menurutnya, PAN juga menyepakati untuk tidak merecoki capres yang kelak diusung, dengan tidak memaksakan figur cawapres tertentu.