REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen Partai Demokrat, Didi Irawadi membantah tuduhan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy (Romy) terkait kesepakatan antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kesepakatan itu terkait pemberian jabatan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai menteri sebagai syarat Partai Demokrat masuk ke koalisi pendukung Jokowi pada Pilpres 2019.
Didi bahkan menganggap Romy sedang berimprovisasi. Sebab menurut Didi, jika memang sudah kesepakatan itu tentu Partai Demokrat sudah masuk ke koalisi pemerintah.
Karena bagaimanapun juga, kata Didi, Partai Demokrat pasti memegang komitmen atau kesepakatan tersebut. "Saya kira itu tidak benar jika ada kesepakatan, maksudnya sudah dapat kursi menteri. Saya kira itu improvisasi dari Bung Romy saja," ujar Didi disela-sela acara diskusi di Jakarta, Kamis (26/7).
Didi melanjutkan, memang sebelum ada komunikasi antara Partai Demokrat dan Jokowi sebagai penjajakan koalisi. Bahkan beberapa kali Jokowi juga mengajak SBY untuk segera masuk ke dalam pemerintahan.
Hanya saja, dari komunikasi yang sempat intens dalam beberapa bulan terakhir tidak membuah hasil atau tidak ada kesapakatan diantara kedua belah pihak tersebut. Bahkan, kata Didi, ada hambatan yang membuat Partai Demokrat gagal merapat ke dalam pemerintahan.
"Jadi tidak ada kesepakatan itu (menteri) Harusnya kan di dalam suatu komunikasi politik, posisi itu kan harusnya equal dan ada mutual respect harusnya terjadi," tutur Didi.
Sebelumnya, Romy dalam siaran persnya menyampaikan ada sejumlah pertemuan Jokowi dan SBY tahun ini. Kemudian, kata Romy, pertemuan terakhir SBY dan Joko Widodo terjadi Ramadhan baru lalu, juga sudah menyepakati pos kabinet untuk AHY sebagai bagian dan rencana koalisi.
Namun pada hari-hari selanjutnya, menurutnya, SBY berubah. "Itu juga tidak diharamkan dalam politik, karena politik itu dinamis," tulis Romy.
SBY tak menampik bahwa Jokowi sempat menawarkan jabatan menteri apabila Partai Demokrat mau bergabung dengan koalisi pendukung Jokowi, namun SBY mengangap hal itu wajar. Sedangkan untuk posisi cawapres tidak pernah ditawarkan Jokowi kepada Partai Demokrat.
"Saya garis bawahi. Beliau tidak pernah menawarkan posisi capres dan saya tidak pernah menawarkan AHY sebagai cawapres. Ini biar baik, baik untuk Pak Jokowi. baik untuk saya," katanya menjelaskan.