REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) DKI Jakarta Bowo Irianto tak ingin para siswa yang terdampak Asian Games 2018 tertinggal pelajaran atau kurikulum yang ditetapkan. Oleh karena itu, ia meminta agar mereka diberi pekerjaan rumah (PR).
“Nanti anak tidak disibukkan dengan PR, nanti malah waktunya teraiihkan dengan gadget dan game,” ujar Bowo di kepada wartawan, Jumat (27/7).
Bowo menyadari kegiatan kurikulum sekolah telah banyak berubah. Perubahan ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas para siswa. Dengan begitu, otak kanan dan otak kiri siswa bisa berkembang optimal.
Namun, perubahan tidak bisa dilakukan dengan serta merta. Oleh karena itu, pemberian PR tidak bisa dihentikan begitu saja. Hal ini akan dilakukan dengan kajian terlebih dahulu.
Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memutuskan 34 sekolah di sekitar venue Asian Games 2018 akan diliburkan. Mereka akan dilibatkan menjadi suporter dan sukarelawan Asian Games. Keputusan ini berlaku sejak 18 Agustus hingga 2 September 2018, atau bertepatan dengan Asian Games. Jumlah siswa yang terdampak kegiatan ini mencapai 17 ribu orang.
Dari 34 sekolah tersebut, ada sembilan sekolah yang letaknya di dekat Wisma Atlet Kemayoran. Sebanyak 25 sekolah lain terdampak akses keluar-masuk tol dari Wisma Atlet menuju arena perlombaan.
Adapun 34 sekolah yang dimaksud antara lain:
1. SD Universal
2. SMP Universal
3. SMA Universal
4. SD Ghandi Memorial
5. SMP Ghandi Memorial
6. SMA Ghandi Memorial
7. SD Jubilee
8. SMP Jubilee
9. SMA Jubilee
10. SMA Negeri 24
11. SD Global Sevila
12. SMP Global Sevila
13. SD Tugasku
14. SMP Tugasku
15. SMP 99
16. SMA 21
17. SD Lab School
18. SMP Lab School
19. SMA Lab School
20. SD Rawamangun 09,11
21. SD Al Azhar
22. SD Muhammadiyah 24
23. SD Tarakanita 5
24. SMP Trisula Perwari
25. SMP Diponegoro
26. SMA Diponegoro
27. SMK Diponegoro
28. SMK Negeri 30
29. SMK Negeri 26
30. SD Al Azhar
31. SMP Al Azhar
32. SMP Negeri 233
33. SMK Al Wahyu
34. SMK Negeri 52