REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal menuturkan, Polri menangkap delapan orang tersangka teroris nyang tergabung dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dibekuk di Banten pada Jumat (27/7). Sebelumnya polisi menangkap pula lima tersangka teroris di Pekanbaru, Riau.
Delapan tersangka itu adalah AS, NVR, AD, ARM, IDO, STO, SDR, dan JRM. Iqbal menjelaskan, AS ditangkap di Kios Juice Pertigaan Tarogong Depan Indomart Margasana Pagelaran Pandeglang Banten. "AS tergabung dalam dalam kelompok JAD yang berperan sebagai perekrut dan pendoktrin dalam pelatihan di Pulosari Pandeglang pada hari Ahad tanggal 22 Januari 2017," kata Iqbal, Ahad (29/7).
Kemudian, NVR ditangkap di Komplek Griya Permata Asri Blok B 13 No. 15 RT 02/RW 05 Dalung, Cipocok Jaya Kota Serang pada pukul 13.30 WIB. NVR berperan sebagai pembuat jadwal pelatihan militer di Gunung Pulosari Kab. Pandeglang pada hari Minggu tanggal 22 Januari 2017.
Lalu, AD ditangkap di Pasir Geleng, Malimping, Lebak. Iqbal menuturkan, AD pernah mendeklarasikan masuk ke dalam kelompok ISIS. AD juga merekrut dan menjadi instruktur latihan di Gunung Pulosari, Pandeglang. Tersangka berikutnya, ARM ditangkap di sekitar Link Tirta Laya RT 02 /07, Kota Serang, pada pukul 16.30 WIB. ARM disebut mengikuti Rapat di Pondok Pesantren Batu, Malang, Jawa Timur. Untuk membahas rencana pengeboman Natal dan Tahun Baru 2016
Selanjutnya, IDO ditangkap di Cinanggung, Kota Serang. IDO berperan sebagai perekrut dan Doktrinasi JAD untuk melakasnakan pelatihan di Pulosari, Pandeglang. Lalu, STO ditangkap di Cikande, Jayanti, Tangerang. Iqbal melanjutkan, SDR ditangkap di Depan Mall Mayofile, Kota Cilegon. SDR dianggap pernah melakukan pelatihan militer di Gunung Pulosari. Lalu JRM ditangkap di Kepandean, Kota Serang, Banten. "Mereka pernah melakukan latihan militer di Gunung Pulosari Kab. Pandeglang pada hari Minggu tanggal 22 Januari 2017," kata Iqbal.
Di Pekanbaru, Riau, Jumat (27/7), juga diringkus lima terduga teroris. Mereka adalah AHD, NSR, RSL, RH dan MPA. AHd ditangkap di parkiran PT PLN Rayon Simpang Tiga Maharatu Marpoyan Damai Pekanbaru Provinsi Riau pada pukul 07.15 WIB. AHD merupakan jaringan teroris JAD RIau.
NSR ditangkap di jalan Hang tuah Kelurahan Sail Kecamatan 50, Kota Pekanbaru Provinsi Riau pada pukul 07.50 WIB. "NSR Merupakan Kelompok JAD wilayah Provinsi Riau Kota Pekanbaru," ujar Iqbal.
RSL ditangkap di Jalan Daru Daru III RT 04 RW 10 Pematang Kapau Tanayan Raya Kota Pekan Baru Provinsi Riau pada pukul 12.15 WIB. Lalu, RH ditangkap di dekat PDTA Al Huda Air Dingin Bukit Raya Kota Pekanbaru, Provinsi Riau pada pukul 12.17 WIB. MPA ditangkap di Pasar Bawah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau pada pukul 12.26 WIB. "RSL, RH, MPA terlibat kelompok yang ditangkap di Sumsel," kata Iqbal dalam keterangan tertulisnya.
Sebelumnya, pada 18 Juli lalu, tim gabungan telah menangkap sejumlah terduga teroris dari Palembang dan Banyuasin. Empat orang yang diringkus dari Palembang yakni FK alias Abu Atika, 34, pedagang dan adiknya, HS alias Abu Zubair, 27, honorer BUMN transportasi.
FK ditangkap tak jauh dari rumahnya di Jalan KH Said, Kertapati. Sedang HS ditangkap di Jalan Kol Atmo. Terduga ketiga, Su alias Abu Qoru, 34, karyawan perusahaan yang ditangkap di Jl Residen A Rozak. Yang keempat, ZH, 25, pegawai BUMN transportasi dibekuk di Jalan Kol Atmo.
Sedangkan tiga lainnya ditangkap di wilayah Banyuasin. Dua dari kawasan Mariana, AR alias Abu Husna, 28, montir bengkel motor dan Sp alias Abu Daud, 37, penjual jamu keliling yang disebut-sebut sebagai amir (pimpinan) JAK Palembang. Seorang lagi, Ek alias H, 21, anak dari napi terorisme yang diciduk di Mata Merah, Banyuasin.