REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Imran Agus Nurali mengingatkan agar masyarakat mewaspadai penyakit yang biasa muncul saat terjadi kekeringan. Salah satunya diare.
"Sumber air baku jadi lebih kecil, air bersih berkurang dan jadi lebih keruh. Kemungkinannya akan muncul penyakit-penyakit berbasis air seperti diare," kata Imran saat dihubungi di Jakarta, Kamis (2/8).
Imran mengingatkan agar masyarakat yang tinggal di daerah kering dan sulit air untuk menjaga kebersihan air untuk kebutuhan makan dan minum.
Dia juga mengingatkan agar tidak menggunakan air sungai yang kotor untuk kebutuhan air sehari-hari. "Sungai-sungai yang tercemar bisa menyebabkan hepatitis, mata juga bisa terinfeksi kalau terkena air yang tercemar," jelas dia.
Kekeringan yang berdampak pada pertaninan menjadi ancaman gagal panen berujung pada kecukupan pangan bagi masyarakat di suatu daerah. Akibat dari ketahanan pangan yang menurun ini bisa berpengaruh pada masalah gizi masyarakat.
Imran juga memberi perhatian pada kualitas udara yang buruk karena kandungan partikel debu yang meningkat di udara, terlebih lagi jika ditambah oleh kebakaran hutan dan lahan. "Yang punya penyakit asma bisa terpicu asmanya, bisa penyakit paru juga, gangguan saluran pernapasan," kata dia.
Sementara untuk kelompok lansia yang memiliki riwayat penyakit jantung juga bisa berakibat pada gangguan jantung yang diakibatkan buruknya kualitas udara.
Imran berpesan agar masyarakat menghemat air saat terjadi kekeringan, menjaga kualitas sumber air dengan tidak mencemarinya, gunakan air dengan kualitas yang layak, dan menjaga makanan agar tidak tercemar bakteri atau hewan-hewan pembawa vektor penyakit.