REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap, pemecahan rekor dunia senam poco-poco menjadi penanda kebangkitan Indonesia di kancah dunia. Menurutnya, ada rasa bangga dan haru yang dihasilkan dari kerja panjang untuk memecahkan rekor dunia.
"Ini menjadi bagian dari sejarah dunia. Indonesia mempersembahkan tari poco-poco terbesar dalam sejarah dunia. Insya Allah ini adalah penanda, babak baru kebangkitan Indonesia untuk hadir di kancah dunia," ungkap Anies di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Ahad (5/8).
Dengan pecahnya rekor ini, lanjut dia, senam atau tari poco-poco yang menjadi ciri khas Indonesia kini telah dicatat oleh dunia. Ia mengatakan, lebih dari 65.000 peserta yang hadir pada pagi hari ini seharusnya merasa bangga dan terharu setelah melalui proses kerja yang panjang untuk mencapainya.
"Ada rasa bangga, haru, dan ini merupakan kerja panjang. Ini dilakukan 10 menit, tapi persiapan, latihan, dilakukan berminggu-minggu berbulan-bulan. Panitia (mempersiapkannya) tahunan," tambahnya.
Anies menuturkan, hasil kerja keras itu pada akhirnya tercapai juga dan kini diakui dunia. Pemecahan rekor ini pun dianggapnya sebagai bukti di Indonesia hadir persatuan dan kerja sama. Hal itu akan terus dipertahankan.
"Kehadiran kita bersama di Monas mengirimkan pesan kepada seluruh masyarakat Indonesia, dari Jakarta semangat persatuan kita kuatkan dan siap sambut dan sukseskan Asian Games nanti," jelasnya.
Pemecahan rekor dunia senam poco-poco dilaksanakan. Sebanyak 65.000 peserta senam diperkirakan hadir pada pagi ini, Ahad (5/8), di sekitar Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.
Pemecahan rekor tersebut dilakukan sekitar pukul: 06.40 WIB. Hadir pada kesempatan ini Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kala, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, dan para menteri.