REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) mengatakan, situasi memanas menjelang tahun politik hanya berlangsung di media sosial. Sementara, di kalangan masyarakat, tidak ada konflik yang muncul akibat perbedaan politik.
"Pengalaman kita panasnya di udara, di medsos, tapi kalangan masyarakat aman-aman saja," ujar Jusuf Kalla ketika ditemui seusai rapat pleno Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Kantor Pusat MUI, Senin (6/8).
Jusuf Kalla mengatakan, pengalaman saat pilkada serentak beberapa waktu lalu berlangsung aman. Selain itu, pengalaman pemilu-pemilu sebelumnya juga berlangsung aman. "Pengalaman pilkada kemarin, pemilu-pemilu sebelumnya aman-aman saja, adem-adem saja, pilkada kemarin gak ada masalah kan," kata Jusuf Kalla.
Sebelumnya, pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat umum relawan di Sentul International Convention Center (SICC) pada Sabtu (4/8) lalu menimbulkan kontroversi. Sebab, Jokowi yang akan kembali mencalonkan diri dalam bursa Pilpres 2019 meminta relawannya untuk berani jika diajak berantem.
"Jangan bangun permusuhan, jangan membangun ujaran kebencian, jangan membangun fitnah-fitnah, tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang. Tapi, kalau diajak berantem juga berani," kata Jokowi.
Pernyataan Jokowi itu langsung membuat para relawan yang memadati ruangan acara bersorak dan berteriak heboh. Jokowi membiarkan kehebohan berlangsung sekitar 15 detik sebelum ia kembali melanjutkan arahannya.
"Tapi, jangan ngajak (berantem) loh. Saya bilang tadi, tolong digarisbawahi. Jangan ngajak. Kalau diajak (berantem), tidak boleh takut," kata Jokowi lagi-lagi disambut antusias oleh para relawan.