Selasa 07 Aug 2018 02:19 WIB

Kapolres: Rumah Kapitra Ampera Aman

Pihak penyidik sejauh ini sudah mengamankan dua bom molotov.

Kapitra Ampera menegaskan statusnya sebagai caleg DPR dari PDIP dapil Riau 2, didampingi oleh Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDIP Bidang Idelogi, Idham Samawi, Selasa (24/7
Foto: Republika/Dian Erika Nugraheny
Kapitra Ampera menegaskan statusnya sebagai caleg DPR dari PDIP dapil Riau 2, didampingi oleh Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDIP Bidang Idelogi, Idham Samawi, Selasa (24/7

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Polisi Resort (Kapolres) Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Indra Jafar menyatakan situasi di rumah milik mantan pengacara Habib Rizieq Shihab, Kapitra Ampera diyakini aman. Hal itu setelah ada insiden pelemparan molotov di rumahnya.

"Petugas telah menyisir di sekitar rumah (milik Kapitra Ampera), dan sementara ini aman," kata Kombes Pol Indra saat ditemui di lokasi pelemparan bom, Jakarta Selatan, Senin.

Dalam kesempatan itu, Indra menyampaikan pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk aksi teror pelemparan bom ke garasi rumah milik Kapitra Ampera.  Aksi intimidasi diduga dilakukan pada pukual 19.00.

 "Ya, kira-kira kurang lebih pada pukul 19.00 WIB ada pelemparan molotov ke kediaman Bapak Doktor Kapitra Ampera, dan beliau langsung melaporkan pada kami, Polsek maupun Polres," terang Indra.

Baca juga, Kapitra tak Terima Disebut Pindah Haluan.

Pihak penyidik sejauh ini sudah mengamankan dua bom molotov yang dibuat dengan mengisi bensin di dalam botol minuman berenergi.  "Kita saat ini masih mendalami saksi-saksi, dan memeriksa semua alat bukti yang ada untuk mengungkap pelakunya," tambahnya.

Kapolres Metro Jakarta Selatan itu menjelaskan, sebelum melakukan aksinya, pelaku terlihat telah melakukan penyisiran di depan TKP.    "Ini (jalanan depan rumahKapitra) memang jalur umum. Ada beberapa motor yang mampir melihat-lihat. Ada yang pergi, lalu kembali melihat lagi, dan dua motor itu pergi lalu balik, dan langsung melakukan eksekusi (pelemparan bom molotov," jelas Indra.

Saat ini, ia menambahkan, Kapitra Ampera cukup kooperatif untuk membantu pihak kepolisian.  "Beliau (Kapitra) sudah menunjukkan pesan-pesan WA (Whatsapp) (bernada ancaman) yang ia terima," kata Indra.

    Akan tetapi, pihak kepolisian belum dapat menyimpulkan keterkaitan ancaman dari pesan singkat itu dengan insiden pelemparan bom molotov.  Polisi sudah bekerja sama dengan puslabfor (pusat laboratorium forensik) untuk mengolah dan menganalisis barang bukti.

 Sebelumnya, Kapitra menduga, serangan itu terjadi sejak ia memutuskan bergabung menjadi kader PDIP.  "Ya (setelah bergabung ke PDIP), ada orang yang mondar-mandir. Ada juga orang bertato yang datang ke masjid, menanyakan diri saya dari orang lain," kata Kapitra menerangkan jenis ancaman yang ia terima saat menjadi anggota partai.

Dalam satu minggu terakhir, ia mengaku banyak orang tidak dikenal yang bertanya mengenai dirinya ke orang-orang di masid.

  

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement