Selasa 07 Aug 2018 05:55 WIB

Program Keumatan akan Dimasukkan dalam Visi Misi Jokowi

Program keumatan itu akan menyasar kepada pendidikan pesantren.

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Bayu Hermawan
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (kanan) berbincang dengan Sekjen NasDem Johnny G Plate (kiri), Sekjen PSI Raja Juli Antoni (kedua kiri) dan Sekjen Golkar Lodewijk Freidrich Paulus (kedua kanan) sebelum pertemuan tertutup di Jakarta, Senin (6/8).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (kanan) berbincang dengan Sekjen NasDem Johnny G Plate (kiri), Sekjen PSI Raja Juli Antoni (kedua kiri) dan Sekjen Golkar Lodewijk Freidrich Paulus (kedua kanan) sebelum pertemuan tertutup di Jakarta, Senin (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, akan memasukkan program keumatan menjadi salah satu bagian dari visi-misi Joko Widodo (Jokowi). Program keumatan itu akan menyasar kepada pendidikan pesantren.

"Dalam penajaman visi-misi kami lihat program keumatan, yakni bagaimana Jokowi merespons strategi pemberdayaan umat terhadap pendidikan di pesantren. Sebab, peranan ulama sangat luar biasa," ujar Hasto dalam konferensi pers usai pertemuan sembilan sekjen parpol koalisi pendukung Jokowi di Jalan Cemara 19, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (6/8).

Poin lain yang masuk dalam penajaman visi-misi yakni keberhasilan program Jokowi di setiap provinsi. Hasto menyebut Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan 32 provinsi lain menjadi fokus penajaman visi-misi dalam konteks pembangunan dari pinggiran.  "Bagaimana selama ini Pak Jokowi sudah melakukan pembangunan dari wilayah perbatasan beserta keberhasilannya akan dipertajam lagi," kata Hasto.

Poin lainnya yakni revolusi industri 4.0 yang berbasis penyerapan tenaga kerja, penyediaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, program bagi anak-anak, ibu dan penyandang disabilitas juga termasuk dalam poin yang rencananya dimasukkan dalam visi-misi Jokowi.  Kemudian, sembilan sekjen parpol juga telah sepakat untuk menyiapkan 25 juru bicara (jubir) dari setiap parpol. Tujuannya untuk memperkuat sosialisasi terhadap keberhasilan dari program Jokowi- Jusuf Kalla (JK) selama lima tahun ini.

"Kenapa Jokowi-JK? Karena ini kan untuk menyampaikan keberhasilan pemerintah selama lima tahun. Kami juga memastikan bahwa koneksi antara Nawacita I dan Nawacita II jelas. Secara jangka panjang juga menggambarkan upaya pembangunan Indonesia hingga 2045 mendatang," tegas Hasto.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement