REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menegaskan sambilan partai politik pendukung Joko Widodo sudah cukup solid. Hasto juga menyebut bakal ada partai lain yang akan merapat ke koalisi pengusung Joko Widodo.
"Insya Allah kata teman-teman sekjen bisa jadi 10, kira-kira seperti itu. Kami masih terbuka kalau ada parpol lain yang ingin bergabung dalam koalisi Jokowi," jelas Hasto saat berkunjung ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (7/8).
Hasto mengklaim sudah banyak kemajuan di koalisi pendukung Joko Widodo. Di antaranya pihaknya sudah mulai menyusun tim kampanye nasional. Untuk ketua tim pemenangan sendiri tidak harus berasal dari PDI Perjuangan. Yang terpenting, kata Hasto, ketua tim pemenangan haruslah sosok yang menjadi representasi semua elemen serta ditunjuk langsung oleh Jokowi dan cawapres pilihannya.
"Tidak harus dari PDI Perjuangan. Semuanya tentu saja menjadi representasi pasangan calon, tugas partai politik menetapkan pasangan calon dan tim kampanye dibentuk pasangan calon," tambahnya.
Sekjen Partai Nasdem, Johnny G Platel, mengatakan partai koalisi pengusung Joko Widodo masih membuka peluang kerjasama untuk partai lain yang hendak bergabung. Namun dengan catatan tidak bisa mengubah kesepakatan yang ada. Diantaranya adalah susunan tim kampanye, visi misi dan program calon yang ditampilkan dalam Nawacita 2.
"Tapi yang jelas politik cair, kami membuka peluang kerjasama dengan yang lain, tapi tentu tidak bisa merombak seluruhnya. Silahkan bergabung tapi menyesuaikan situasi yang terakhir dari posisi koalisi," tegas Johnny.
Selain itu, Johnny juga meminta agar partai lain yang hendak bergabung harus serius dan menghilang begitu saja jika tidak ada kesepakatan. Apalagi Joko Widodo sendiri sangat ramah dan terbuka. Hal ini, kata Johnny dapat dirasakan oleh sembilan partai pendukungnya saat ini.
"Jangan sampai terjadi sudah konsesi, pegang tangan tiba-tiba hilang dan statement-nya aneh-aneh. Sebelumnya kamu tahu ada statment-nya. Kita ingin keramahtamahan politik," kata Johnny.