REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo menyinggung pekerja asing di Indonesia hingga 'antek asing' saat meresmikan pembukaan Pendidikan Kader Ulama (PKU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor Angkatan XII Tahun 2018. "Berkaitan antek asing, Saya mau jawab. Ini baru pertama saya jawab seperti ini mumpung banyak kader ulama. Bagaimana antek asing itu," kata Presiden saat pidato pembukaan PKU MUI Kabupaten Bogor di di Gedung Tegar Beriman, Cibinong, Rabu (8/8).
Kepala Negara menjelaskan bahwa saat ini sudah banyak perusahaan penambangan minyak asing beralih milik BUMN. "Yang namanya Blok Mahakam yang dulu dimiliki Prancis, Jepang 100 persen diserahkan ke Pertamina. Blok Rokan, dikelola Chevron AS sudah diambil Pertamina 100 persen," kata Jokowi.
Presiden juga mengungkapkan bahwa PT Freeport yang sudah 40 tahun beroperasi di Indonesia hanya dimiliki 9,3 persen, sekarang sedang dalam tahap negosiasi untuk kepemilikan 51 persen. "Kita semua diam saja tak bersuara hanya sembilan persen. Saya negosiasi, menteri-menteri, 3,5 tahun alot sekali jangan dipikir mudah. Untuk kita jangan mundur 51 persen saya sampaikan jangan mundur. Ditawar 30 persen. Ndak 51 persen mayoritas," katanya.
Namun demikian, lanjut Presiden, suara miring terhadap dirinya masih tetap berlangsung terkait perusahaan asing di Indonesia ini. Kepala Negara juga menyinggung isu tenaga kerja asing yang menyerbu Indonesia, terutama TKA dari Cina. "Urusan TKA juga, isu katanya ada 10 juta tenaga kerja Cina masuk Indonesia. Yang ada adalah 23 ribu iya. Saya cek kok," katanya.
Presiden mengatakan bahwa mereka berada di Indonesia juga tidak lama. Mereka berada di Indonesia karena mengerjakan pekerjaan yang belum bisa dikerjakan tenaga kerja dari dalam negeri.
Bahkan Presiden menyebut tenaga kerja Indonesia di luar negeri juga lebih banyak. Seperti di Cina mencapai 80 ribu, Malaysia 1,2 juta orang yang resmi. "Tenaga kerja asing di Indonesia itu dibandingkan penduduk hanya 0,03 persen. Satu persen pun tidak sampai, bandingkan dengan Uni Emirat Arab 80 persen itu asing semua, kita sepersen aja ngggak ada'," katanya.
Presiden pun berharap etika berpolitik yang santun dimulai agar saling serang tidak terjadi lagi.