REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean meminta tudingan Wakil Sekretaris Jendral Partai Demokrat Andi Arief kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, tak usah diperdebatkan lagi. Dia meminta urusan nasib perkoalisian akan dilanjutkan para petinggi.
“Sudahlah itu tidak usah kita perdebatkan lebih jauh. Biarkan berjalan apa adanya. Besok biar pimpinan partai memutuskan,” kata Ferdinand kepada awak media di kediaman Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Kamis (9/8) dini hari.
Dia mengatakan, pertemuan yang dilakukan di kediaman SBY di daerah Mega Kuningan pada Rabu (8/8) malam hingga Kamis dini hari itu, ditujukan untuk membahas arah koalisi selanjutnya. Namun dia tak menampik, SBY pada saat di dalam meredakan emosi para kadernya dan bukan justru malah marah.
“Tidak perlu marah lah. Kan beliau juga punya cara untuk menyadarkan kader-kadernya. Ketum itu terutama meredakan emosi kadernya lah, yang paling banyak. Tidak boleh emosional lah dan segala macam,” kata Ferdinand.
Sementara menurut dia, aksi pernyataan balasan "Jenderal Kardus" yakni "Jenderal Baper" yang ditujukan kepada SBY, bukan merupakan sebuah masalah. Hal itu, kata dia adalah hal wajar yang terjadi di dunia politik.
“Nggak apa-apa, nggak apa-apa, namanya saling pendapat itu wajar dalam politik. Jadi tidak ada masalah. Tetap kan keputusan akhir tetap ada di pimpinan, ya,” ujarnya.
Dia menyebut sampai Kamis dini hari, partainya belum memilih opsi untuk keluar dari koalisi Gerindra. Komunikasi kepada Prabowo masih terus berjalan. “Belum ada opsi keluar. Belum ada. Kalau ada opsi keluar kan tidak mungkin ketua besok bertemu dengan Gerindra. Artinya kan komunikasi masih berjalan,” ungkap Ferdinand.