Senin 13 Aug 2018 19:41 WIB

Menyehatkan Rakyat dengan Daging Kurban

Hewan-hewan ini menjadi sumber protein yang dapat dinikmati semua lapisan masyarakat

Kurban
Foto: Irwan Kelana/Republika
Kurban

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ritual kurban akan kembali di lakukan umat Islam di seluruh dunia.Selepas jamaah haji menjalankan wukuf di Arafah, kaum Muslimin yang mampu dan tidak menjalankan rukun Islam kelima diharapkan akan berkurban, baik kambing, sapi, atau unta.

Terlepas dari kemuliaan berkurban di hadapan Allah SWT, daging kurban juga diharapkan mampu berimbas baik bagi jasmani manusia, khususnya terkait dengan gizi.Di Tanah Air, peneliti peternakan dan kesehatan hewan Institut Pertanian Bogor (IPB)Muhammad Yamin menjelaskan, tingkat konsumsi daging nasional relatif masih rendah, yakni 11,6 kg per kapita per tahun.Jumlah itu jauh di bawah negara lain, seperti Malaysia (52,3 kg), Filipina (33 kg), dan Thailand (25,8 kg).

Yamin mengharapkan ritual berkurban dapat memicu perkembangan gizi masyarakat di Tanah Air, khususnya kaum dhuafa.Di dalam daging ternakkan ada protein hewani, dan kandungan itulah justru berguna untuk mencerdaskan dan menunjang pertumbuhan manusia, kata Yamin kepada Republika, beberapa waktu lalu.

Kementerian Pertanian memprediksi, kebutuhan hewan kurban untuk Idul Adha pada 2018 sekitar 1,5 juta ekor yang terdiri atas kambing, sapi, domba, dan kerbau.Hewan-hewan ini menjadi sumber protein yang dapat dinikmati semua lapisan masyarakat.

Daging sapi dan kambing mengandung protein yang berbeda dari bahan pangan nabati. Protein itu membentuk tulang dan otot sehingga amat baik bagi pertumbuhan manusia.

Ahli gizi Abdullah Firmansah SpGK menjelaskan, semua bagian dari hewan kurban memang dapat dikonsumsi, baik daging, jeroan, jantung, hati, paru, maupun kulitnya.Namun, ada beberapa catatan.

"Langkah awal, kita harus mengetahui posisi kesehatan kita ada di mana? ujar dia.

Bila tubuh dalam posisi sehat, dalam arti lemak darahnya rendah, warga dapat mengonsumsi semua bagian hewan kurban tersebut.Namun, jika kondisinya sedang tidak sehat, warga hanya bisa memakan daging rendah lemak.Untuk bagian lainnya, sebaiknya dihindari.

Selain itu, lanjutnya, konsumsi daging dan bagian lainnya juga disarankan jangan berlebihan.

Dia pun menyarankan konsumsi daging kurban dilengkapi dengan makanan yang kaya serat, seperti sayuran.Jadi, daging kurban aman dikonsumsi siapa pun.Dengan catatan, perhatikan cara memasaknya, hindari kelebihan karbohidrat, dan perbanyak sayuran, ujarnya.

Dokter spesialis gizi Tirta Prawita Sari mengatakan, tidak ada perlakuan khusus yang diper- lukan agar potein daging kurban terserap maksimal.Menurut dia, pengolahannya sebagaimana daging biasa.Yang penting adalah memasaknya dengan baik, itu saja.Prinsipnya saja, ujar dia, Rabu (8/8).

Tirta menjelaskan cara mengolah daging kurban agar proteinnya terserap maksimal. Dia menjelaskan, setiap individu biasanya mendapatkan banyak jatah daging kurban.Mereka terkadang memilih tidak langsung mengolah daging tersebut sekaligus.Mereka memilih menaruh sebagian dagingnya ke lemari pendingin (freezer).

Menurut Tirta, perlu cara tepat dalam menaruh daging ke dalam freezeragar dagingnya tetap sehat dikonsumsi.Ia menganjurkan agar daging kurban tidak keluar-masuk freezer.Oleh karena itu, ia menyarankan agar membagi-bagi daging sesuai kebutuhan sebelum ditaruh ke dalam freezer.Enggakada bolak- balik.Prinsipnya food safety enggak masuk kalau daging kayak gitu, dan mikroba bisa tumbuh, ungkapnya.

Ia menekankan, freezeryang digunakan juga harus bagus.Menurut dia, daging akan tetap segar apabila benar-benar beku seperti yang terdapat di pusat perbelanjaan.

Ia juga menyoroti banyaknya inovasi pendistribusian daging kurban, seperti dalam bentuk kornet.Menurut dia, mengonsumsi daging segar tetap lebih baik dibandingkan dengan daging kornet.Pasalnya, pada daging kornet harus ditambahkan bahan pengawet. Oleh karena itu, daging segar jelas lebih bagus dikonsumsi.

sumber : Dialog Jumat Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement