Selasa 14 Aug 2018 13:58 WIB

Ratusan Calon Hewan Kurban Di Bandung Ditemukan tak Layak

Berdasarkan pemeriksaan, ratusan hewan kurban itu memiliki penyakit.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Muhammad Hafil
Pemeriksaan hewan kurban.
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Pemeriksaan hewan kurban.

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung menemukan ratusan hewan kurban yang dijual para pedagang tidak layak dan sakit. Kasus-kasus ini ditemukan oleh tim satuan tugas (satgas) pemeriksa hewan kurban yang pekan lalu mulai bertugas.

Kepala Dispangtan Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan jumlah tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan selama satu pekan. Dari ribuan yang telah diperiksa, sebagian tidak diberikan kalung sehat karena tidak layak dan sakit.

"Sudah satu pekan bergerak di lapangan. Satu pekan ini yang sudah tim periksa. Sapi sehat ada 1.940 ekor, yang tidak layak 60 ekor. Jadi ada dua ribu yang sudah diperiksa selama seminggu ini. Kalau domba yang sudha kita periksa 2.539 ekor, yang sehat ada 1.954 ekor, yang tidak layak 585 ekor. Jadi total yang sudah kita periksa 4.539 ekor," kata Elly di Balai Kota Bandung, Jalan Wastu Kencana, Selasa (14/8).

Elly mengungkapkan hewan kurban ini dinilai tidak layak karena berdasarkan pemeriksaan terdeteksi berpenyakit. Seperti ditemukan sakit mata atau sakit kulit skabies pada sapi yang dijual pedagang.

Sementara untuk domba, ujarnya, 539 ekor ditemukan tidak cukup umur sehingga tidak boleh dijual sebagai hewan kurban. Karena syarat layak domba menjadi hewan kurban ialah berumur satu tahun. Di samping itu, ada pula yang sakit mata dan cacar.

Ia menambahkan nantinya bagi hewan yang sakit maka akan diobati terlebih dahulu. Jika sudah sehat maka bisa dijual kembali oleh para pedagang.

"Kalau sakit akam diobati manakala nanti sembuh baru dikasih kalung sehat. Jadi dipisahkan dari yang sehat dulu. Tapi kalau cacat atau betina dan tidak cukup umur itu sudah tidak bisa, harus dibawa pulang lagi," ujarnya.

Berdasarkan data tahun lalu, Dispangtan memeriksa sebanyak 28.139 hewan kurban. Dari jumlah tersebut ditemukan 84 ekor sapi dan 1.794 ekor domba yang tidak layak atau sakit. Ia memperkirakan ada kenaikan hewan kurban yang dijual sebanyak 5-10 persen.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya menyediakan 35 ribu kalung sehat untuk diberikan hewan yang layak. Hingga satu pekan timnya baru memeriksa sekitar 4500-an hewan karena penjualan hewan kurban belum masif.

"Kenapa baru 4500-an karena biasanya para pedagang akan lebih banyak datang ke Kota Bandung mendekati H-6 lebih banyak memasarkan," ucapnya.

Hingga H-1, ia mengatakan timnya akan berkeliling Kota Bandung memeriksa hewan-hewan yang dijual pedagang. Ia meminta masyarakat yang di daerahnya ada pedagang belum diperiksa hewannya untuk menginformasikan kepada Dispangtan.

Ia mengimbau masyarakat untuk membeli hewan kurban yang sudah memiliki kalung sehat tahun 2018 yang dikeluarkan Dispangtan. Warga juga diminta tidak segan-segan meminta pedagang menunjukkan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari daerah asal.

"Jangan juga membeli hewan yang kalung sehatnya tahun 2017. Pedagang kurban juga ini kan tujuannya ibadah jangan melakukan kebohongan," imbaunya.

Sebanyak 60 orang Tim Satgas Pemeriksa hewan kurban dilepas oleh Dispangtan pada 6 Agustus lalu. Mereka bertugas selama 15 hari hingga menjelang Hari Raya Idul Adha pada 22 Agustus mendatang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement