Selasa 14 Aug 2018 15:24 WIB

Disnak Jabar Awasi Khusus Lima Daerah Endemis Antraks

Antisipasi penyakit hewan, termasuk antraks tidak hanya dilakukan menjelang Idul Adha

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian mengerahkan tim khusus untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit antraks di Sulawesi Selatan dan Gorontalo.
Foto: Dok Humas Kementan
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian mengerahkan tim khusus untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit antraks di Sulawesi Selatan dan Gorontalo.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat mengawasi secara khusus lima kabupaten dan tiga kota di Jawa Barat. Daerah tersebut menjadi daerah endemis atau daerah yang pernah terjadi kasus antraks menjelang Idul Adha.

Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Dewi Sartika, daerah endemis antraks adalah Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Subang, Kabupaten Pudwakarta, Kabupaten Karawang, Kota Depok, Kota Bogor, dan Kota Bekasi. Kasus antraks rerakhir, pernah ditemukan pada seekor sapi perah di Bogor pada 2008.

"Sejak itu tidak pernah ada lagi di Jawa Barat. Tapi tetap ini jadi perhatian khusus karena bagaimana pun ada jenis-jenis penyakit lain yang menular antar hewan dan dari hewan ke manusia," ujar Dewi seusai Pelepasan Tim Pemeriksa Kesehatan Hewan Kurban di Gedung Pakuan Kota Bandung, Selasa (14/8).

Dewi mengatakan, antisipasi penyakit hewan, termasuk antraks tidak hanya dilakukan menjelang Idul Adha. Tapi dilakukan setiap hari dengan melakukan vaksinasi dan pemeriksaan lalu lintas perdagangan hewan, termasuk kawasan penghasil hewan.

Setiap pemerintah kabupaten dan kota, kata dia, telah mengatur perdagangan dan penyembelihan hewan kurban. Hewan kurban berupa sapi yang masuk dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, akan diperiksa terlebih dulu di kawasan perbatasan dan tempat penjualan.

"Mereka mengatur juga lokasi penjualan dan pemotongan hewan, biasanya dilakukan di tingkat RW dan sekitar masjid. Kita imbau bisa dilakukan di rumah potong hewan," katanya.

Selama ini, menurut Dewi, belum ada temuan kesehatan hewan bermasalah. Disnak Jabar sendiri, telah melepas 200 lebih orang pemeriksa kesehatan hewan. "Se-Jabar petugas pemeriksaan hewan ada 1.911 ready. Dan ada pelatihan pengurusan hewan kurban kepada 1.320 orang," katanya.

Dewi mengatakan, tahun lalu Jawa Barat membutuhkan 263 ribu hewan kurban. Yakni sapi, domba, kambing, dan kerbau. Diperkirakan tahun ini kebutuhannya meningkat 10 sampai 15 persen. "Tapi penyediaan kita di angka 600 ribuan hewan kurban," katanya.

Biasanya, kata dia, ada pemilihan dan pemeriksaan sampai didapat yang terbaik. "Penyediaan hewan tidak ada masalah karena  kita datangkan dari daerah lain juga selain yang dari Jabar," katanya.

Dewi mengatakan, karena digelar bersamaan dengan Asian Games 2018, penyelenggaraan penjualan dan pemotongan hewan di sekitar arena Asian Games diatur lebih baik. Tujuannya agartidak saling mengganggu antara penyelenggaraan Asian Games dengan Idul Adha. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement