Rabu 15 Aug 2018 13:07 WIB

Tak Operasikan Blok Jambi, Pertamina Ingin Jaga Bisnis

Perseroan ingin fokus mengelola Blok Rokan

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Ilustrasi aktivitas kilang.
Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Ilustrasi aktivitas kilang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melelang sejumlah blok minyak dan gas (migas). Salah satunya Blok South Jambi B yang dikelola PT Pertamina.

Direktur Hulu Pertamina (Persero) Syamsu Alam mengatakan salah satu alasan Pertamina untuk tidak melanjutkan operasional Blok South Jambi B karena untuk menjaga portofolio bisnis. Alam mengatakan, Pertamina perlu fokus menyelesaikan persiapan untuk bisa mengelola Blok Rokan.

Alam melanjutkan, saat ini Pertamina sedang banyak mengelola Blok Migas, terutama pascamendapatkan hak kelola Blok Rokan dan Blok Mahakam. Pertamina perlu juga untuk berkonsentrasi untuk mengelola blok tersebut untuk bisa menjaga produksinya.

"Tidak mungkin kita mengelola semuanya, pertimbangannya lebih kepada portfolio bisnis saja," ujar Alam saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (15/8).

Alam menjelaskan, fokus mengelola blok yang memang produktivitasnya lebih tinggi akan membuat Pertamina bisa memaksimalkan produksi migas.

Alasan Pertamina ini juga diamini oleh Dirjen Migas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto. Djoko menjelaskan, Pertamina saat ini sudah memiliki Blok Rokan, Blok Mahakam, dan delapan Blok terminasi lainnya. Pertamina harus fokus agar bisa menambah produksi migas dari blok blok tersebut.

"Menurut dia tidak ekonomis, lebih baik Rokan, apalagi produksinya lebih besar dibandingkan lapangan lain," kata Djoko.

Blok South Jambi B merupakan salah satu dari tiga Blok yang akan dilelang oleh Pemerintah pada lelang tahap II Tahun ini. Blok South Jambi B akan dilelang bersama Blok Makasar Strait dan Blok Selat Panjang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement