REPUBLIKA.CO.ID,KULON PROGO -- Taruna Siaga Bencana Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta mendistribusikan air bersih ke masjid-masjid di wilayah kekeringan. Air tersebut untuk membersihkan daging kurban pada Idul Adha 1439 Hijriah.
Koordinator penyaluran air Tagana Kulon Progo Ibnu Wibowo mengatakan tagana banyak menerima permohonan air bersih dari warga dan panitia kurban untuk membersihkan daging atau jeroan. Permintaan itu khususnya di Kecamatan Nanggulan, Pengasih, Sentolo, dan Kalibawang.
"Kami sudah menerima belasan proposal permohonan distribusi air bersih yang akan digunakan warga untuk membersihkan jeroan hewan kurban," katanya di Kulon Progo, Ahad (19/8).
Ia mengatakan warga yang biasanya membersihkan jeroan ke sungai atau selokan, mulai beralih menggunakan air dari sumur. Selain air selokan tidak mengalir, Dinas Pertanian dan Pangan melarang panitia kurban atau masyarakat mencuci jeroan ke sungai karena akan menambah banyak bakteri. "Yang di Sentolo, saluran irigasi belum mengalir, biasanya jeroan dibersihkan di sana, makanya minta bantuan air bersih," katanya.
Ibnu mengatakan pengeringan saluran Kalibawang tengah dilakukan untuk perbaikan jembatan air Talang Bowong di Banjaraurum. Hal itu membuat sejumlah warga mengalami kekeringan. Setelah diperbaiki, air di saluran tersebut tidak meresap ke tanah karena telah ditutup rapat dengan semen.
Selain itu, debit yang hanya sebesar dua meter kubik membuat sejumlah irigasi tersier tidak terisi dan membuat sebagian sawah masih kering. "Jadi sumur rumah tangga warga tidak terisi akibat rapatnya dasar aliran irigasi," ungkapnya.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Drajat Purbadi mengimbau panitia kurban tidak mencuci jeroan ke sungai atau selokan. Ia mengatakan saat musim kemarau ini banyak orang memanfaatkan sungai untuk berbagai keperluan. Kalau panitia kurban mencuci jeroan di sungai berarti makin menambah banyak bakteri. "Kami mengimbau panitia kurban tidak mencuci jeroan ke sungai. Jeroan tidak akan bersih, justru akan semakin banyak bakteri," kata dia.
Ia menilai selama ini teknik penyembelihan hewan kurban tidak benar, khususnya teknik perobohan sapi. "Kami sudah melakukan sosialisasi kepada panitia kurban terkait teknik perobohan hewan hingga penyembelihan yang sesuai standar baku," katanya.