REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Djoko Santoso mengatakan, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama akan dilibatkan dalam tim pemenangan pasangan bakal calon presiden (capres) dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno. Namun, Djoko tidak menyebutkan siapa saja anggota GNPF yang akan duduk dalam tim pemenangan Prabowo-Sandiaga.
"Itu yang ada disitu (GNPF Ulama) ada satgas (satuan tugas) agama," kata Djoko, Senin (20/8).
Saat disinggung mengenai siapa saja yang akan mengisi satgas agama di dalam tim pemenangan Prabowo - Sandiaga, ia enggan menyebut. Termasuk nama Imam Besar Rizieq Shihab yang diisukan juga akan mengisi tim pemenangan. "Saya tidak bersedia untuk mengumumkan karena nanti kalau terjadi perubahan kan tidak bagus," ujarnya.
Ia mengaku tidak tahu kajian yang melatarbelakangi dibentuknya satgas tersebut. Pasalnya satuan tersebut muncul lantaran adanya usul dari berbagai pihak. Sementara itu terkait siapa saja nama yang akan mengisi tim pemenangan Prabowo Sandiaga akan diumumkan menunggu persetujuan empat ketua umum partai.
Baca juga: Ini Alasan Tim Pemenangan Prabowo-Sandiaga Belum Rampung
Djoko juga mengungkapkan alasan mengapa hingga saat ini tim pemenangan Prabowo-Sandiaga belum final ditetapkan. "Ya kalau bisa (lebih cepat lebih baik), ini belum (selesai). Harus langkah per langkah enggak bisa ujug-ujug 'wah di sana juga laporin' terus kita laporinkan," katanya di Kantor DPP Partai Gerindra, Ragunan, Jakarta.
Djoko mengatakan saat ini tim masih mengatur waktu terkait apa saja yang harus dikerjakan, menyusun strukur organisasi, serta menginventarisasi masukan dari pihak-pihak yang akan bergabung. Diakuinya hingga saat ini struktur organisasi belum selesai.
Mantan Panglima TNI tersebut mengatakan, rencananya pada 4 September mendatang tim pemenangan struktur yang telah dibuat diharapkan telah disepakati secara mufakat oleh seluruh partai koalisi. Ia mengatakan dirinya tidak bisa menentukan sendiri.
"Kita tidak akan mengumumkan nama-nama kalau belum ada keputusan, keputusan itu bukan saya sendiri. Paling saya konsep tapi persetujuan Pak Prabowo, persetujuan SBY, Persetujuan Pak Zulhas," ujarnya.