REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil mengatakan untuk mengatasi banjir di kawasan Pasteur dan Pagarsih, Pemkot Bandung tengah membangun kolam retensi di Sirnaraga. Pembangunannya ditargetkan selesai pada Desember 2018.
"Jadi saat sungai Citepus meluap, airnya akan ditampung di kolam retensi Sirnaraga. Ini bagian dari upaya Pemkot Bandung mengatasi banjir," kata Ridwan Kamil di Cihampelas Kota Bandung, Selasa (21/8).
Pria yang akrab disapa Kang Emil ini mengungkapkan, pembangunan kolam retensi Sirnaraga merupakan salah satu dari dua kolam retensi yang bakal dibangun Pemkot Bandung. Kolam seluas 6.491,52 meter persegi ini dirancang untuk mampu menampung 19.474 meter kubik air.
Baca juga, Pembangunan Teras Cihampelas Tahap Dua Dimulai
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung, Arief Prasetya mengungkapkan, kolam retensi Sirnaraga akan menampung air dari kawasan Pasteur. Jika terjadi hujan, kolam tersebut akan dibuka untuk menampung air. Setelah hujan selesai, maka air bisa disalurkan kembali.
"Saat kering, kolam ini bisa digunakan untuk fasilitas olahraga seperti futsal atau bola voli. Jika masih ada airnya, bisa digunakan sebagai kolam pemancingan," kata Arief.
Arief mengatakan, pembangunan kolam retensi Sirnaraga menggunakan lahan milik Pemkot Bandung dan pembangunannya memerlukan anggaran sebesar Rp 5,45 miliar. "Ini merupakan kolam retensi tahap I. Sedangkan tahap II akan dibangun di Pagarsih," ujar Arief.
Untuk tahap II, Arief belum menyebut kebutuhan anggaran secara detail. Namun ia memastikan, kolam retensi tahap II membutuhkan anggaran yang lebih besar dibandingkan kolam retensi Sirnaraga.
"Saya belum menghitungnya. Tetapi mungkin bisa dua kali lipat. Karena meski lahannya milik Pemkot Bandung, tetapi ada yang menempati. Sedangkan lahan di Sirnaraga merupakan lahan kosong milik Pemkot Bandung," katanya.