REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia Asian Games 2018 mengamankan salah satu relawan pijat atlet Asian Games. Ia kedapatan membawa racun tikus dalam tasnya. Diketahui, relawan tersebut bernama Syafaruddin Tanjung (50) yang ternyata juga merupakan seorang guru olahraga di kampung halamannya, Bengkulu.
Kasubdit Resmob Polda Metro Jaya AKBP Aris Supriyono membenarkan penangkapan tersebut. "Diamankan oleh panitia dan kemudian kami amankan ke Resmob," ujar dia saat dihubungi Republika, Kamis (23/8).
Lebih lanjut, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono membeberkan kronologi pengamanan yang terjadi pada Selasa (21/8) lalu itu. Syafaruddin diketahui tidak memiliki ID Card khusus saat memasuki area Gelora Bung Karno (GBK) yang seharusnya dimiliki oleh seorang volunteer.
"Syafaruddin mengaku sebagai guru olahraga di SMAN 2 Bengkulu, tercatat sebagai PNS Guru di sekolah itu. Ia ke Jakarta untuk pijat atlet dengan meminta izin KONI Bengkulu untuk menjadi volunteer massage (sukarelawan pijat)," jelas Argo kepada Republika.
Atas permintaannya itu, Wakil 1 Ketua Koni Bengkulu, Irwan Alwi, mengizinkan Syafaruddin menjadi volunteer pijat dan menerbitkan surat persetujuan. Syafaruddin mengaku datang ke Jakarta pada Rabu (15/8) pukul 19.30 WIB dengan menggunakan pesawat, dengan membawa beberapa barang seperti perlengkapan pijat, pakaian, kain sarung, karpet untuk pijat, banner pijat, dua tas warna hitam dan biru, 12 buah flashdisk berisikan materi pelajaran olahraga SMAN 2 Bengkulu, KTP, serta beberapa kartu pengenal lainnya.
Pada Kamis (16/8), Syafaruddin ke GBK untuk melihat gladi acara pembukaan Asian Games. Sepulangnya dari GBK, di sekitar Kampung Dukuh, ia membeli racun tikus satu bungkus seharga Rp 10 ribu. Ia mengaku racun tikus itu untuk dibawa pulang ke Bengkulu.
"Pada Ahad (19/8), ia menginap di tempat temannya di depan Perumahan Bukit Mas di daerah Rempoa. Ia berangkat Selasa (21/8) pukul 10.00 WIB naik angkutan umum. Saat tiba di depan Kemenpora ia bertemu teman lamanya dan sempat mengobrol sebentar. Pukul 13.30 WIB yang bersangkutan berjalan memasuki area GBK melewati pintu kecil (depan Taman Ria), sambil menanyakan posisi arena Aquatic. Setelah sampai arena Aquatic, ia menggelar banner massage di depan lobby galery Aquatic," papar Argo.
Dari situ, ia ke toilet dan menemukan sebuah ID card yang tertinggal di wastafel dan hendak ia kembalikan ke pemiliknya. Namun ia justru diamankan karena kedapatan membawa racun tikus, setelah dilakukan pemeriksaan intensif, Syafaruddin akhirnya dibebaskan.