Kamis 23 Aug 2018 17:10 WIB

Grebeg Besar Keraton Solo Digelar Lagi

Keraton Solo biasa mengadakan Grebeg Besar untuk merayakan Idul Adha.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Gita Amanda
Prosesi kirab Grebeg Besar yang digelar sebagian kerabat dan sentono Keraton Solo, Kamis (23/8).
Foto: Republika/Binti Sholikah
Prosesi kirab Grebeg Besar yang digelar sebagian kerabat dan sentono Keraton Solo, Kamis (23/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sebagian kerabat dan sentono Keraton Solo menggelar Grebeg Besar dalam memperingati Idul Adha 1439 H pada Kamis (23/8). Sebelumnya pada Rabu (22/8), Keraton Solo mengelar Grebeg Besar untuk memperingati Idul Adha.

Sama seperti sebelumnya, prosesi kirab Grebeg Besar dimulai dari Sithinggil, melewati Alun-alun Utara, menuju Masjid Agung Solo. Barisan terdepan berupa pemain drum band kemudian prajurit Keraton serta kerabat Keraton.

Barisan paling belakang berupa para abdi dalem yang membawa dua gunungan yakni gunungan jaler dan gunungan estri. Gunungan jaler berisi hasil bumi seperti kacang panjang, cabai, terong, dan ketela. Sedangkan gunungan estri berisi makanan matang seperti rengginang.

Setelah sampai di Masjid Agung, dua gunungan diserahkan kepada takmir masjid untuk didoakan. Selesai didoakan, dua gunungan tersebut menjadi rebutan para warga di halaman Masjid Agung. Dalam sekejap, isi dari dua gunungan tersebut langsung habis.

Berbeda dengan kirab pada hari pertama Idul Adha, di mana gunungan estri dibawa kembali ke Keraton kemudian menjadi rebutan warga di halaman Keraton.

Seorang warga yang ikut berebut gunungan di halaman Masjid Agung, Kartini (53), mengaku baru pertama kali ikut berebut gunungan. Wanita yang sehari-hari berjualan keliling dengan tenong tersebut kebetulan melewati Masjid Agung dan melihat kirab Grebeg Besar.

Kartini mengaku ikut berebut isi gunungan hanya karena ingin bersenang-senang. Dia mendapatkan sejumlah rengginang dan beberapa potong kacang panjang. "Nanti rengginangnya dijemur lagi terus digoreng," ujar warga Sangkrah, Kecamatam Jebres, Solo, tersebut kepada Republika.co.id.

photo
Gunungan pada Grebeg besar Idul Adha di halaman depan Masjid Sulthoni Kepatihan Yogyakarta, Rabu (22/8).

Sementara itu, Pengageng Sasono Wilopo Keraton Solo, GKR Wandansari atau yang akrab disapa Gusti Mung menjelaskan, dari dulu sejak Keraton Solo mengadakan kembali Grebeg Syawal untuk Idul Fitri maupun Grebeg Besar untuk Idul Adha pada tahun 1990-an selalu dilaksanakan pada lebaran hari kedua. Artinya sejak Keraton Solo masih dipimpin Paku Buwono XII.

"Karena kami menghormati para abdi dalem yang Idul Fitri hari pertama didatangi para sanak saudaranya. Ini juga begitu, Idul Adha umat Islam harus menjalankan penyembelihan kurban. Kita kasih waktu. Jadi kita Grebeg-nya hari kedua," terang Gusti Mung kepada wartawan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement