Jumat 31 Aug 2018 14:13 WIB

12 Pemuda Swiss Mainkan Gamelan Jawa di HUT RI di KBRI Bern

Kegiatan dibuka langsung oleh Duta Besar RI Muliaman D. Hadad

Mahasiswa berkewarganegaraan Swiss menari tarian tradisional Bali.
Foto: KBRI Bern
Mahasiswa berkewarganegaraan Swiss menari tarian tradisional Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, BERN -- Alunan Gamelan Jawa yang dimainkan dua belas muda – mudi Swiss menyambut kedatangan tamu undangan pada Resepsi Diplomatik Peringatan HUT RI ke – 73 KBRI Bern. Berusia 8 – 29 tahun, kedua belas warga Swiss yang tergabung dalam the Center of Gamelan Training and Performance in Sion ini memamerkan kepiawaian mereka membawakan tembang-tembang Jawa.

Resepsi Diplomatik yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan peringatan HUT RI ke-73 ini dihadiri oleh hampir 300 tamu undangan. Mereka terdiri dari kalangan korps diplomatik, pejabat Pemerintah Swiss, kalangan pengusaha, akademisi, seniman, diaspora Indonesia dan friends of Indonesia.

Dibuka oleh Duta Besar RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein, Muliaman D. Hadad, para hadirin dimanjakan tidak hanya oleh pertunjukkan Gamelan Sion melainkan juga persembahan tari tradisional Bali, Panyembrama dan tari Cenderawasih, yang dibawakan lagi-lagi oleh mahasiswa berkewarganegaraan Swiss pecinta budaya Indonesia, Amadine Mareschi. Amadine memulai ketertarikannya pada tari Bali dan tekun mempelajarinya sejak berusia 6 tahun.

Tak kalah, sejumlah anggota Dharma Wanita Persatuan KBRI Bern turut memeriahkan malam itu dengan permainan alat musik Angklung, membawakan lagu – lagu nusantara seperti Apuse, Gambang Suling dan Ayo Mama. Mendapatkan sambutan hangat dari tamu undangan Swiss, anggota DWP KBRI Bern juga membawakan tembang tradisional Swiss, Hemmige.

Di bawah bimbingan Lia Fossati, pengajar Angklung di Swiss, para anggota DWP ini juga berhasil menyihir pengunjung Asia Festival yang diselenggarakan satu hari sebelumnya di kota Bern.

Resepsi Diplomatik juga menjadi ajang promosi kekayaan kuliner Indonesia. Para tamu undangan menikmati berbagai hidangan khas nusantara seperti nasi goreng, sate ayam, rendang, gado – gado, dan penganan kecil khas seperti lapis legit. Kuliner Indonesia selalu dinantikan tamu asing dan dirindukan diaspora Indonesia di wilayah akreditasi. Ornamen – ornamen tradisional dari berbagai daerah di Indonesia turut menghias tempat penyelenggaraan dan menjadi daya tarik tersendiri.

Resepsi Diplomatik di akhir penghujung Agustus ini, menutup rangkaian peringatan HUT RI-73 KBRI Bern. Tidak sekedar perhelatan meriah, kegiatan yang dinanti – nantikan berbagai kalangan dan sukses menuai pujian para tamu undangan ini, sarat akan seni budaya dan kuliner nusantara. Hal itu bertujuan untuk mempromosikan kekayaan budaya Indonesia, mempererat hubungan persahabatan Indonesia-Swiss, dan people to people contact.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement