REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil geram kembali maraknya kejahatan begal di Kota Bandung. Ridwan bahkan ingin pelaku begal ditembak di tempat agar memberikan efek jera.
"Ya jangan macam-macam di Kota Bandung, saya setuju tembak di tempat saja. Kepada kepolisian urusan begal ini jangan dikasihani," kata pria ya g akrab disapa Emil ini di Pendopo Kota Bandung, Jumat (31/8).
Emil mengatakan, jika secara aturan diperbolehkan menembak pelaku kejahatan maka ia sangat mendukung. Menurutnya pelaku begal sangat meresahkan masyarakat karena bertindak sadis dalam menjalankan aksinya. Bahkan bisa menyebabkan korban meninggal dunia.
Ia pun meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dalam beraktivitas. Terutama di waktu-waktu dan tempat rawan kejahatan.
Ia menuturkan kriminalitas memang menjadi dinamika dari sebuah kota metropolitan. Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan kepolisian dalam rangka meningkatkan keamanan di kota kembang. Pemkot Bandung juga memberikan bantuan berupa sepeda motor untuk kebutuhan patroli aparat kepolisian.
"Bulan lalu ada 20-an lebih begal ditangkap menandakan ada proses. Hanya memang tidak 100 persen, namanya juga dinamika sosial. Yang penting kita terus tingkatkan, polisi saya minta tingkatkan, warga juga perlu waspada. Termasuk ada tambahan CCTV," tuturnya.
Baca juga, Polisi Bentuk Tim Khusus Buru Begal Bandung.
Selain itu, kata Emil, ia juga menginginkan adanya sistem yang lebih bagus dalam peningkatan keamanan. Termasuk penggunaan panic button (tombol panik) untuk memberikan laporan dalam waktu cepat jika tengah dalam bahaya.
"Panic button ini sedang dievaluasi tapi akan saya bawa masalahnya ada di kepolisian karena pada saat itu terjadi kan yang merespons nggak bisa dari kami. Harus polisi," ujarnya.
Ia menambahkan Pemkot Bandung juga akan menambah penerangan jalan di seluruh wilayah. Untuk mencukupi kebutuhan, Pemkot akan kerja sama dengan pihak swasta.
Sebelumnya, Seorang mahasiswi yang menjadi korban begal di Jalan Cikapayang, Shanda Puti Denata (23) akhirnya meninggal dunia pada Jumat (31/8). Shanda sempat kritis dan dirawat di Rumah Sakit Boromeus setelah dibegal pada Kamis (30/8) dini hari.
Kasubbag Humas Polrestabes Bandung Kompol Santhi Rianawati membenarkan informasi tersebut. Santhi mengatakan Shanda akhirnya menghembuskan nafas terakhir setelah tidak sadarkan diri karena terjatuh saat dibegal di Jalan Cikapayang.
"Iya betul Shanda Puti Denata korban curas meninggal tadi malam pukul 00.00 WIB," kata Santhi saat dikonfirmasi Republika.co.id.
Menurut Santhi pihaknya masih terus melakukan penyelidikan atas kasus curas tersebut. Polisi memburu pelaku begal yang menyebabkan korban meninggal. Pihaknya juga membentuk tim yang disebar guna memburu pelaku. "Kasusnya sedang dikembangkan oleh tim reserse kita," ujarnya.
Sebelumnya pada Kamis dini hari, Shanda bersama temannya dibegal orang tak dikenal di Jalan Cikapayang, Kota Bandung. Saat itu, Shanda dan rekannya mengendarai sepeda motor usai makan bakso di kawasan Cihampelas.
Di tempat kejadian perkara, tiba-tiba dia dipepet oleh pelaku yang langsung menarik tas milik Shanda. Korban terjatuh hingga kepalanya membentur jalan. Akibatnya korban mengalami luka serius dan langsung dibawa ke RS. Borromeus. Namun sayang setelah tidak sadarkan diri dan kritis, Shanda menghembuskan nafas terakhirnya.