Selasa 04 Sep 2018 19:24 WIB

Malang Flower Carnival Janjikan Atraksi Berbeda

Karnaval tahun ini mengedepankan karakter busana peserta yang didominasi bunga.

Model mempertontonkan keindahan busana bertema bunga anggrek dalam kegiatan Malang Fahion Flower Carnival dengan tema Eksotika Bunga Nusantara di Jalan Ijen, Malang, Jawa Timur, Minggu (10/9).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Model mempertontonkan keindahan busana bertema bunga anggrek dalam kegiatan Malang Fahion Flower Carnival dengan tema Eksotika Bunga Nusantara di Jalan Ijen, Malang, Jawa Timur, Minggu (10/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Malang Flower Carnival (MFC) 2018 akan digelar di sepanjang Jalan Ijen Kota Malang pada Ahad (16/9).  Karnaval ini menjanjikan atraksi karnaval yang berbeda dibandingkan karnaval-karnaval lain sejenis.

Penggagas dan penyelenggara MFC Agus Sunandar dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (4/9), mengatakan MFC tahun ini akan mengedepankan konsep karakter busana peserta yang harus 75 persen dengan ornamen bunga dan terbuat dari bahan daur ulang sebagai wujud kepedulian dalam pelestarian lingkungan. "Bahan daur ulang bisa dengan mudah didapatkan di sekitar Malang, ada yang berbasis spons dan lidi aren," katanya.

Agus berpendapat, kejenuhan masyarakat akan kegiatan karnaval dapat ditepis dengan kreativitas dan inovasi yang berkelanjutan dengan dukungan teknologi dan promosi yang terus-menerus. "Selain itu kami juga mengembangkan 'costume play' bertema wayang berkonsep karnival sehingga benar-benar beda dengan yang lain," katanya.

Hal itulah yang kemudian membuat kegiatan yang didukung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang dan Kementerian Pariwisata itu terus bergulir hingga tahun ini memasuki tahun ke-8. MFC 2018 mengangkat tema "Eksotika Bunga Nusantara" sebagai upaya branding Malang sebagai Kota Bunga.

Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar Esthy Reko Astuti mengatakan, MFC 2018 masuk dalam 100 Calender of Event (CoE) Wonderful Indonesia yang digelar sepanjang tahun ini. "MFC merupakan satu di antara delapan event yang masuk dalam CoE 2018  mewakili Provinsi Jawa Timur," kata Esthy Reko Astuti.

Esthy Reko Astuti mengatakan, penyelenggaraan kegiatan bagian penting dalam unsur 3A yaitu Atraksi, Amenitas, dan Aksesilibitas.  Unsur 3A itu dalam rangka memajukan pariwisata yang akan memberikan dampak ekonomi langsung kepada masyarakat setempat.

"Pada penyelenggaraan MFC 2017 yang lalu menurut laporan panitia diiikuti 214 peserta dan mendatangkan lebih 5.000 pengunjung sehingga membawa dampak langsung pada ekonomi Kota Malang," katanya. Penyelenggaraan MFC 2018 diproyeksikan akan lebih banyak lagi jumlah peserta maupun pengunjungnya mengingat kegiatan ini gencar dipromosikan dan mendapat dukung penuh dari Kemenpar.

Kadis Budpar Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni mengatakan, jumlah peserta MFC 2018 diproyeksikan akan meningkat dengan peserta berasal dari Kota Malang dan kota-kota lain di Jawa Timur seperti Surabaya, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pasuruan, Surabaya, Probolinggo, Bondowoso, Kediri, Nganjuk, dan Batu.

Peserta MFC 2018 dibagi dalam dua kategori yaitu kategori anak dan dewasa. Para peserta karnaval akan mengenakan busana berukuran besar dan berlenggang di sepanjang Jalan Ijen yang juga berfungsi sebagai catwalk.

"Selain diikutkan dalam parade yang indah dan megah, busana, dan gerakan tarian para peserta juga dilombakan dengan kriteria penilaian didasarkan pada keunikan dan keindahan," kata Ida Ayu Made Wahyuni.

MFC diklaim menjadi salah satu acara unggulan Jawa Timur dan tercatat beberapa kali mendapat penghargaan di mancanegara. Beberapa di antaranya sebagai The Best Performances dalam Parade Budaya Internasional di Moskow tahun 2014, serta mendapat penghargaan Best National Costume, Miss Queen Tourism Ambassador International, di Kuala Lumpur, Malaysia pada 2016.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement