Rabu 05 Sep 2018 02:50 WIB

Rupiah Tembus Rp 15 Ribu, Ini Kata Sandiaga Uno

Sandiaga menilai ekonomi Indonesia mengalami tekanan.

Petugas menghitung uang pecahan dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (4/9). Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS melemah menjadi Rp14.940 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Foto: Rivan Awal Lingga/Antara
Petugas menghitung uang pecahan dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (4/9). Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS melemah menjadi Rp14.940 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno mengatakan dirinya telah mendiskusikan bersama bakal calon presiden Prabowo Subianto terkait pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Keduanya sepakat tidak saling menyalahkan terkait kondisi tersebut.

"Kami tadi membahas soal pelemahan rupiah, keadaan ekonomi kita dalam tahap mengkhawatirkan. Harapan Prabowo tidak saling menyalahkan karena kondisi ini sudah diprediksi sejak empat tahun lalu oleh beliau," kata Sandiaga usai menemui Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta, Selasa (4/9) malam.

Dia mengatakan partai politik mitra koalisi akan menentukan sikap terkait kondisi ekonomi tersebut pada Kamis (6/9).  Sandiaga menilai pelemahan rupiah tersebut salah satunya disebabkan tidak terjadi reformasi struktural yang tepat di bidang ekonomi misalnya hasil ekspor tidak dikonversi ke rupiah, terjadi kebocoran penerimaan negara.

"Jadi ini yang menjadi catatan, tadi beliau sampaikan sangat serius dan kita harus memikirkan dalam satu hingga dua hari akan pergi ke Lombok Rabu (5/9) setelah itu ke Jawa Timur. Setelah kembali diinginkan ada pertemuan di tingkat 'high level' antara mitra koalisi untuk menyikapi keadaan ekonomi sekarang," ujarnya.

Sandiaga menilai ekonomi Indonesia mengalami tekanan dengan kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tembus angka Rp 15 ribu sehingga yang perlu ditingkatkan adalah kewaspadaan dan memastikan bahwa lapangan kerja menjadi pusat perhatian dari pemerintah untuk dikomunikasikan dengan dunia usaha.

Dia tidak menginginkan ada gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena ini pasti biaya produksi meningkat, biaya bahan baku meningkat nanti akan ada rasionalisasi pekerja dan dirinya tidak ingin itu terjadi.

"Lalu untuk antisipasi 'importir influention' itu pemerintah harus pastikan dan ini sudah sampaikan berulang kali oleh kami di awal bahwa reformasi struktural dari ekonomi kita belum terjadi, ini yang harus disampaikan," katanya.

Dia menilai tidak semua negara berkembang mengalami pelemahan mata uang dalam negeri karena hanya negara berkembang yang rentan ekonominya yang berpengaruh nilai tukar mata uangnya. Karena itu, dia menilai ada faktor internal yang mempengaruhi pelemahan rupiah terhadap dolar AS dan dirinya pernah berdiskusi singkat dengan Agus Martowardojo beberapa waktu lalu.

"Waktu itu pembahasan singkat saya dengan Agus Martowardojo adalah karena reformasi struktural yang kita gadang-gadang itu belum terjadi empat tahun terakhir ini. Dan sekali lagi saya tidak mau menyalahkan, ini memang kesalahan kolektif," ujarnya.

Sandiaga menegaskan dirinya dan Prabowo kedepannya sepakat untuk memastikan tidak ada kebocoran pendapatan dan akan memastikan ekonomi Indonesia efisien dan mampu menciptakan lapangan kerja sehingga industri dalam negeri tumbuh dan berkembang.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement