Kamis 07 Apr 2011 18:39 WIB

Tidak Semua PTN Tolak Permendiknas

Rep: C02/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK — Banyaknya Perguruan Tinggi Negeri yang menolak nilai Ujian Nasional (UN) dijadikan parameter masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN), tidak membuat Universitas Indonesia (UI) ikut menggelengkan kepala. Menurut Rektor UI, Gumilar Ruslawi Soemantri, ada baiknya PTN mendukung ketetapan yang telah dibuat pemerintah tersebut.

"Kalau memang hal tersebut merupakan kebijakan pemerintah, kita sama-sama dukung dan kita cermati. Yang terpenting, itu adalah bahan bagi kita untuk mulai bekerja," katanya ketika dihubungi Republika, Kamis (7/4).

Apabila nanti dalam perkembangannya ada hal-hal yang kurang sempurna, kata dia, hal tersebut akan dicermati bersama dan berusaha diperbaiki. Misalnya indikasi sekolah-sekolah tertentu yang akan melakukan mark up nilai siswa-siswanya karena menganggap nilai UN merupakan gengsi daerah. Dalam hal ini, pengawasan dari PTN paling penting.

Dalam prosesnya akan ada formulasi nilai. Artinya, nilai UN itu harus dilihat sedemikian rupa dan tidak langsung diambil mentah-mentah. "Nilai tersebut nanti kita lihat berapa besar yang bisa ikut mendukung faktor untuk diterima di PTN. Tidak langsung diambil saja, tetapi ada formulasinya," Hal ini dilakukan secara bertahap dan bisa saja ditingkatkan presentasenya sampai nilai UN sendiri bisa menjadi kredibel.

Sementara itu Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Herry Suhardianto, juga merasa hal tersebut harus didukung. "Kita melaksanakan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) no. 34/2010. Hal ini merupakan salah satu komponen dalam penerimaan mahasiswa baru melalui SNMPTN jalur undangan. Karena itu, pengumuman hasil SNMPTN jalur undangan nanti akan menunggu hasil UN terlebih dahulu," ungkapnya.

Ia memandang hal ini tidaklah kontroversi. Menurutnya, semua itu ditentukan oleh bagaimana cara PTN menggunakan hal tersebut. "Saya rasa tidak masalah. Bergantung bagaimana kita melaksanakannya saja. Nilai rapor kita konsider dulu, lalu kita lihat hasil UN-nya," ujarnya. Sebanyak 85 persen mahasiswa baru di IPB akan diterima melalui SNMPTN jalur ujian tertulis dan undangan.

Senada dengan Gumilar, Rektor Universitas Padjadjaran Bandung (UNPAD), Ganjar Kurnia, menyatakan perlu ada pengkajian lebih lanjut mengenai nilai UN yang menjadi parameter untuk masuk PTN ini. "UNPAD sendiri belum dapat memutuskan hal ini. Sekarang kami sedang pelajari terlebih dahulu." ujar Ganjar ketika dihubungi Republika.

Pihaknya sudah pernah mengajukan usulan mengenai parameter ini, akan tetapi hal ini masih perlu dikaji lagi. Apabila memang ini kebijakan pemerintah, kata Ganjar, kita ikuti saja. Sebanyak 83 persen mahasiswa baru yang masuk ke IPB tahun 2011 ini berasal dari seleksi nasional (SNMPTN), baik jalur undangan maupun jalur ujian tertulis. Herry mengatakan dirinya belum mendapat kabar tentang kuota yang akan diterima melalui SNMPTN jalur undangan ini.

Pemerintah sendiri melalui peraturannya telah menetapkan sebanyak 60 persen mahasiswa baru di PTN harus berasal dari seleksi nasional. Akan tetapi tidak ditentukan berapa besar jumlah mahasiswa baru yang nanti akan diterima melalui SNMPTN jalur undangan. "Kuotanya bergantung universitas masing-masing. UNPAD sendiri menerima 60 persen dari seleksi nasional, yang 10 persennya dari jalur undangan," tambah Ganjar.

"Tiap PTN mempunyai jumlah masing-masing untuk mahasiswa yang akan diterima. Jadi kuota untuk jalur ini tidak ada," ungkap Gumilar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement