Kamis 31 May 2012 20:54 WIB

Siswa Miskin Berprestasi Pasti Lolos RSBI

Aktivitas murid Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)
Foto: Republika/Imam Budi Utomo
Aktivitas murid Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Dinas Pendidikan Kota Semarang memastikan bahwa siswa miskin berprestasi akan lolos dalam seleksi penerimaan peserta didik (PPD) rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI).

"Kuota 20 persen untuk siswa miskin itu kan minimal, bukan maksimal. Kalau memang ternyata jumlahnya lebih tidak masalah, asal berprestasi," kata Sekretaris Panitia PPD Kota Semarang Nana Storada di Semarang, Kamis (31/5).

Nana yang juga Kepala Bidang Monitoring dan Pengembangan Disdik Kota Semarang itu mengakui bahwa kuota siswa miskin di SMA RSBI tidak memenuhi 20 persen, namun pendaftar miskin di SMK RSBI justru melebihi kuota.

Untuk SMA RSBI, kata dia, jika jumlah siswa miskin yang mendaftar tidak memenuhi 20 persen tentunya seluruh pendaftar miskin akan diterima, namun bukan berarti mereka merupakan siswa miskin yang tidak berprestasi.

Menurut dia, setiap pendaftar SMA RSBI, baik miskin atau tidak miskin pada awal pendaftaran harus memenuhi persyaratan nilai rata-rata rapor minimal 73 yang merupakan standar minimal yang disepakati RSBI.

"Para pendaftar miskin ini kan sudah lolos pendaftaran yang mensyaratkan nilai rata-rata rapor minimal 73. Berarti mereka memenuhi standar minimal yang ditetapkan, nilai di bawah itu tidak bisa lolos," katanya.

Untuk SMK RSBI yang jumlah pendaftar miskinnya melebihi kuota, kata dia, tentunya tingkat persaingan akan berlangsung lebih ketat bagi kalangan siswa miskin, namun tidak terpatok pada maksimal harus 20 persen.

Ia menjelaskan bahwa seleksi PPD RSBI berlangsung dalam dua tahap, yakni tahap pertama berupa seleksi tulis dan tahap kedua berupa psikotes, tes kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris, serta wawancara.

"Ini untuk SMK RSBI, misalnya sekolah memiliki daya tampung 100 siswa, berarti kuota siswa miskin 20 kursi (20 persen). Sementara pendaftar miskin mencapai 25 orang. Kuota 20 persen itu kan minimal," katanya.

Apabila ternyata seluruh pendaftar miskin setelah melalui tahapan seleksi hingga akhir masuk dalam perangkingan sesuai kuota sekolah dipastikan lolos, kata dia, meski jumlahnya melebihi dari kuota 20 persen.

Nana mengatakan para siswa miskin yang bersekolah di RSBI akan dibebaskan dari seluruh biaya pendidikan, mulai sumbangan pengembangan institusi (SPI) hingga sumbangan penyelenggaraan pendidikan (SPP) bulanan.

Ia mengatakan, Pemerintah Kota Semarang pada tahun ini telah menganggarkan dana sebesar Rp4 miliar untuk membantu siswa miskin pada jenjang SMA/SMK/madrasah aliyah (MA) terkait pembayaran biaya SPP bulanan.

"Sasaran dana itu diperuntukkan terlebih dulu untuk siswa miskin yang ada di satuan pendidikan RSBI, sementara sisanya akan dialokasikan untuk siswa miskin di sekolah reguler, baik negeri maupun swasta," kata Nana.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement