Rabu 30 Jan 2013 08:00 WIB

Baru 50 Persen SMA yang Isi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa

Rep: yulianingsih/ Red: Taufik Rachman
Sejumlah siswa SMAN 1 Kabupaten Puncak, Papua mengerjakan soal Bahasa Indonesia saat Ujian Nasional di SMK Petra Timika, Papua, Senin (16/4).
Foto: Spedy Paereng/Antara
Sejumlah siswa SMAN 1 Kabupaten Puncak, Papua mengerjakan soal Bahasa Indonesia saat Ujian Nasional di SMK Petra Timika, Papua, Senin (16/4).

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Hingga Senin (28/1) baru 50 persen Sekolah Menengah Atas (SMA) yang sudah mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) untuk Seleksi Penerimaan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Yogyakarta.

Ada tiga PTN di Yogyakarta yaitu Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga.

Menurut Humas UGM, Wijayanti, hingga Senin lalu 231 sekolah yang telah mendaftar atau selesai melakukan pengisisan PDSS. Sekolah tersebut terdiri atas 114 SMA, 86 SMK dan 31 MA. "Padahal jumlah sekolah atas di DIY sebanyak 406 sekolah. Dengan begitu baru 50 persen yang melakukan pengisian data," tandasnya, Selasa (29/1).

Diakuinya, pengisian PDSS ini sangat penting dalam proses SNMPTN 2013. Pasalnya, dari data PDSS ini lah nantinya siswa akan mendapatkan password yang digunakan untuk mendaftar SNMPTN. Tanpa password tersebut, siswa tidak dapat mendaftar SNMPTN.

"Karena masih sedikit yang melakukan pengisian akhirnya tiga PTN di Yogya memutuskan melakukan pendampingan teknis pengisian PDSS tersebut untuk seluruh sekolah di DIY," terangnya.

Pendampingan bagi sekolah di wilayah Kota Yogyakarta telah diselenggarakan oleh UGM pada tanggal 25 Januari 2013 lalu. UNY menyelenggarakan pendampingan di Kulonprogo, (28/1) dan Kabupaten Sleman (29/1).Sementara itu, UIN Sunan Kalijaga menyelenggarakan pendampingan di Bantul dan Gunung Kidul (29/1).

Dalam pendampingan yang dilakukan kolektif tersebut teridentifikasi masih banyak sekolah yang mengalami kesulitan dalam pengisian PDSS karena beberapa kendala. Kendala tersebut antara lain munculnya Nomer Induk Siswa Nasional (NISN) Ganda, siswa belum memiliki NISN, serta cara penambahan mata pelajaran bagi MA dan SMK.

Selain itu kata Wijayanti, masalah lain adalah pengisian portofolio untuk siswa yang akan memilih program studi seni dan olahraga. "Banyak sekolah terkendala dari aspek sarana dan fasilitas untuk membantu siswa membuat karya atau aktivitas sebagai kelengkapan portofolio bidang seni dan olahraga," terangnya.

Karena itu kata dia, selain pendampingan secara kolektif, juga dibuka pendampingan teknis di masing-masing kampus pada tiap hari kerja, pukul 9.00-12.00 WIB sampai dengan berakhirnya pendaftaran PDSS (8/2).

Sekolah yang mengalami kesulitan dalam pengisian PDSS dapat datang ke Kantor Layanan Administrasi Akademik UGM, Pusat Komputer UNY, dan Pusat Komputer dan Sistem Informasi UIN Sunan Kalijaga.

Sementara itu menurut Humas UNY, Anwar Effendi, pihaknya menghimbau kepada seluruh sekolah menengah untuk segera menyelesaikan pengisian PDSS tersebut. Pihaknya juga meminta kepala dinas pendidikan masing-masing wilayah melakukan pemantauan terkait hal tersebut. "Ini penting karena ini tahap awal dari proses SNMPTN," tegasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement