Jumat 07 Mar 2014 16:25 WIB

UMM Rayakan Milad Emas

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Joko Sadewo
Kampus UMM di Malang.
Foto: afifah07.student.umm.ac.id
Kampus UMM di Malang.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tahun 2014 ini Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Malang, Jawa Timur (Jatim) genap berusia (milad) ke-50 tahun atau emas.

Di kampus yang tak biasa menggelar peringatan dies natalis ini, tahun ini akan menjadikan momentum milad emas ini untuk kembali melakukan refleksi. Selain itu,sepanjang tahun, UMM juga menggelar aneka kegiatan dari yang bernafas rekreatif, religius hingga akademik ilmiah.

Skala kegiatan pun bervariasi, mulai dari internal, lokal, nasional, hingga internasional. Ketua Badan Pembina UMM Malik Fadjar saat memberi bekal pada civitas akademika berpesan agar memiliki komitmen bersama dalam membangun kampus ini.

Malik mengingatkan agar pimpinan UMM terhindar dari metafor dalam Alquran surat An-Nahl ayat 92 tentang seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, namun pada akhirnya tercerai berai kembali.

“Dalam kaitan ini, bisa saja pilar-pilar yang telah dibangun kampus ini pada akhirnya tercerai berai lantaran tidak disinergikan dengan baik,” katanya saat memberi tausiyah pada Rapat Koordinasi dan Konsolidasi Pimpinan UMM di Batu, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Jumat (7/3).

Malik mengisahkan, sejak dahulu agen perubahan bangsa ini adalah para cendekia muda, di mana salah satu wujudnya adalah Sumpah Pemuda. Peran kaum muda itu, lanjut Malik, juga terjadi dalam sejarah Muhammadiyah.

Sebab itu, Malik sangat berharap agar UMM sebagai lembaga pendidikan bisa membangun generasi muda yang tidak hanya besar dari sisi kuantitas. Namun terlebih harus bermakna secara substansial.

Dalam ruang yang lebih luas, lanjut Malik, tugas UMM adalah memberi makna pada peradaban bangsa. Dalam konteks ini, UMM dipandang sebagai “Driving force Muhammadiyah dalam berinovasi dan bergerak melintasi zaman,” ujarnya.

Kaitannya dengan milad 50 tahun UMM, Malik menekankan tentang pikiran-pikiran yang hendak ditampilkan UMM pada bangsa. Ia memandang agar terlahir gagasan-gagasan besar, UMM perlu membuka seluas-luasnya pendekatan interdisipliner.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement