Ahad 13 Mar 2016 14:06 WIB

Unpad: Selamat Jalan Prof Dr JS Badudu

Rep: agus yulianto/ Red: Agus Yulianto
JS Badudu
Foto: wikipedia
JS Badudu

REPUBLIKA.CO.ID, Prof Dr H Jusuf Sjarif Badudu yang lebih dikenal dengan nama Jus Badudu, lahir di Gorontalo, 19 Maret 1926. Beliau adalah Guru Besar Linguistik di Universitas Padjadjaran. Beliau juga dikenal luas masyarakat Indonesia sebagai pembawa acara "Pembinaan Bahasa Indonesia" (1974-1979) di TVRI.

Pada 1955 beliau menyelesaikan pendidikan B-1 Bahasa Indonesia di Bandung dan menyelesaikan pendidikan S-1-nya di Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran, Bandung (1963). Pada 1971—1973, beliau melanjutkan pendidikan pada Postgraduate Linguistics di Leidse Rijksuniversiteit Leiden, Belanda. Kemudian pada 1975, beliau memperoleh gelar Doktor Ilmu Sastra dengan pengkhususan Linguistik di Universitas Indonesia, Jakarta, melalui disertasi yang berjudul:  “Morfologi Kata Kerja Bahasa Gorontalo”.

Beliau adalah sosok guru sejati. Seluruh hidupnya diabdikan untuk mencerdasakan anak bangsa. Sebagai orang yang sangat peduli terhadap dunia pendidikan, khususnya pendidikan bahasa Indonesia, beliau telah mengabdikan diri sebagai guru sejak usia 15 tahun 5 bulan. Beliau menjadi guru sekolah dasar di Ampana, Sulawesi Tengah, hingga 1951. Pada 1951—1955, beliau menjadi guru SMP di Poso, Sulawesi Tengah, dan pada 1955—1964 menjadi guru SMA di Bandung. Beliau juga pernah menyumbangkan tenaga sebagai dosen di Fakultas Sastra, Universitas Padjadjaran, Bandung, pada 1965–1991.

Sejak 1982, beliau menjadi guru besar linguistik pada Program Pascasarjana (S-2 dan S-3) Universitas Padjadjaran Bandung dan Universitas Pendidikan Indonesia. Beliau juga menjadi guru besar di Universitas Pakuan Bogor sejak 1991 dan di Universitas Nasional Jakarta sejak 1994. Beliau juga pernah, selama tiga tahun, menatar guru-guru sekolah dasar di enam Provinsi (Sumatra Barat, DI Aceh, Sulawesi Utara, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan DI Yogyakarta) dalam proyek PEQIP (Prelimenary Education Quality Improvement Project), sebuah lembaga bantuan Jerman yang bekerja sama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Departemen Pendidikan Nasional). Pada 1995—1997, beliau mengunjungi setiap provinsi itu dua kali dalam setahun.

Setelah pensiun, beliau tetep aktif sebagai guru, dosen, penatar bahasa Indonesia, juga aktif sebagai penulis artikel tentang bahasa Indonesia di surat kabar dan majalah. Ratusan tulisan pemikirannya telah tersebar di berbagai media massa. Sejak 1977, beliau menjadi penulis atau pengisi rubrik tentang pembinaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di majalah Intisari Jakarta.

Keaktifan Badudu menulis buku-buku yang berisi tuntunan tentang penggunaan bahasa Indonesia untuk pelajar, mahasiswa, dan umum dapat dibaca melalui karya-karyanya. Salah satu buku yang terkenal ialah Pelik-Pelik Bahasa Indonesia yang terbit pertama kali pada 1971 dan mengalami cetak ulang berkali-kali.

Sebagai guru dan dosen bahasa Indonesia selama 49 tahun, beliau pernah menerima bintang jasa Pemerintah RI, yaitu Satyalencana 25 Tahun Pengabdian dan Bintang Mahaputra yang diserahkan sendiri oleh Presiden Megawati Sukarnoputri pada 15 Agustus 2001 di Istana Negara. Bintang jasa tersebut diberikan pemerintah sebagai penghargaan atas jasanya membina bahasa Indonesia selama bertahun-tahun bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Semalam tanggal 12 Maret 2016 tepat puku 22.10, beliau wafat di Rumah Sakit Hasan Sadikin dalam usia 89 tahun atau tepat tujuh hari menjelang usianya yang ke-90 tahun. Beliau berpulang meninggalkan 9 anak, 9 menantu, 23 cucu, dan 2 cicit. Istri tercinta beliau telah berpulang terlebih dahulu pada Januari 2016.

Prosesi pelepasan Prof JS Badudu akan dilaksanakan pagi ini di Masjid Unpad, Jl Dipati Ukur No 35 (kampus Unpad), pukul 10.00 WIB, hingga selesai dan akan dimakamkan di TMP Cikutra dengan prosesi militer.

Kami atas nama Civitas Akademika Universitas Padjadjaran menyampaikan dukacita yang sangat mendalam atas berpulangnya almarhum Prof Dr Jusuf Syarief Badudu. Semoga seluruh ilmu yang telah beliau berikan menjadi amal ibadah yang tiada henti bagi almarhum dan semoga seluruh keluarga yang ditinggalkan tabah atas kepergian ini. Selamat jalan Prof Badudu, mahaguru kami tercinta....

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement