REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta berhasil menemukan efektifitas buah dan biji pare dalam membunuh jentik nyamuk demam berdarah dengue (DBD). "Dalam buah dan biji pare mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, dan terpenoid yang cukup tinggi. Keempat senyawa itu memiliki kemampuan untuk membunuh jentik nyamuk," ungkap Mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Diyah Tri Utami, di Kampus UGM, Rabu (26/10).
Ia mengatakan, senyawa tersebut bisa mematikan syaraf dan menyerang sistem pernafasan yang bisa mengakibatkan kematian pada hewan-hewan kecil seperti jentik nyamuk. Ia menjelaskan, DBD masih menjadi penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Posisi Indonesia yang berada di wilayah tropis, katanya, menjadikan Indonesia berpotensi menjadi tempat berkembangnya penyakit DBD.
"Data Kementerian Kesehatan mencatat, masih terjadi sebanyak 7.244 kasus DBD di Indonesia selama tahun 2015," ucap dia.
Ia menuturkan, berbagai upaya pencegahan dilakukan guna meminimalkan munculnya DBD di masyarakat, salah satunya dengan pemberian abate. "Penggunaan larvasida kimia terbukti mampu mengendalikan jentik atau larva nyamuk Aedes aegypti. Namun, penggunaan secara terus-menerus dapat menimbulkan sejumlah efek samping, seperti menyebabkan resistensi, pencemaran lingkungan, serta persoalan kesehatan masyarakat karena efek karsinogenik dari abate," terang Diyah.
Ia menambahkan, penggunaan buah dan biji pare dalam membunuh jentik nyamuk DBD, terbukti efektif dalam memberantas perkembangbiakan nyamuk DBD. "Sekaligus, penggunaan buah dan biji pare meminimalisasi penggunaan bahan kimia dalam memberantas jentik nyamuk DBD. Termasuk didalamnya, buah dan biji pare ramah lingkungan," terang Diyah.