REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Prof Dr Rokhmin Dahuri mengkritik sistem pendidikan nasional khususnya di perguruan tinggi. Sebab, lulusan-lulusannya terlalu banyak menjadi seorang yang hapal teori namun tidak diimbangi dengan praktek di lapangan.
"Sistem pendidikan kita, lulusannya terlalu banyak menjadi teoritis, pembicara, politikus dan bukan menjadi pekerja di lapangan. Sistem pendidikan kita terlalu banyak teori. Ketimbang prakteknya jadi domain kognitif lebih banyak, domain motorik kurang," ujar Rokhmin mengingatkan, Senin (7/11).
Sehingga, menurut pria kelahiran Cirebon, Jawa Barat ini, lulusan Intitut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB) sekalipun ketika bekerja akan menjadi gamang karena pembelajaran yang dilakukan lebih banyak di kelas dari pada praktek.
Rokhmin kemudian mencontohkan apa yang terjadi di Fakultas Perikanan dan Kelautan di IPB yang terbesar dan tertua di Indonesia. Namun, hanya mempunyai kapal penelitian satu dari fiber glass dengan ukuran 17 meter serta dari tahun 1989 belum pernah diperbaiki.
"Mahasiswa (seperti) jurusan teknik penangkapan benar-benar praktek di lapangan, sehingga ketika lulus dia punya kepercayaan diri untuk bekerja di bidangnya," ungkap Rokhmin menjelaskan.
Lebih lanjut Rokhmin mengatakan, sistem pendidikan Indonesia ke depan harus lebih banyak praktek. Terutama untuk S1 sebab untuk S2 dan S3 lebih ke pengembangan dan penelitian.
Selain itu, menurutnya, jurusan Sains, Engineering dan Matematika harus diperkuat. Rokhmin mengungkapkan, selama ini lulusan yang bekerja di sektor riil kurang sehingga produktivitas pekerja Indonesia di kawasan ASEAN rendah.