REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pada awal bulan Maret ini, lembaga perankingan perguruan tinggi dunia Webometrics merilis daftar 602 top peneliti di Indonesia. Dari 602 peneliti yang dirilis, sebanyak 71 peneliti berasal dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Para peneliti yang masuk dalam perankingan adalah mereka yang h-index (indeks kepakaran) minimal 10 (sepuluh).
Siaran pers IPB yang diterima Republika.co.id, Sabtu (25/3/2017) menyebutkan, Webometrics menghitung indeks kepakaran berdasarkan jumlah penelitian dan sitasi publikasi penelitian yang diunggah setiap peneliti melalui akun Google Cendekia (Google Scholar). Dalam mengunggah hasil karya penelitian, peneliti harus melakukan aktivasi akun Google Cendekia, lalu mengubah profil dengan status publik. Selain itu, peneliti diharapkan menggunakan alamat e-mail institusi tempatnya bertugas.
Siaran pers itu juga menyebutkan, dalam mengunggah penelitian yang terpublikasi, para peneliti harus memastikan bahwa karya tersebut memang murni merupakan hasil penelitiannya. Berikut adalah 71 para peneliti IPB yang masuk 602 Top Peneliti Dunia yang dirilis Webometrics:
Christopher Martius meraih h-index tertinggi, yakni 31. Kemudian Mesut Mustaqim dengan h-index 23, Made Astawan dengan h-index 22, serta Damayanti Buchori dan Ni Wayan Kurniani Karja dengan h-index masing-masing 18.
Arief Boediono meraih h-index 17, Duah Perwitasari Farajallah mencapai h-index 16. Sebanyak enam dosen IPB meraih h-index 15. Sebanyak 10 orang mencapai h-index 14. Ada lima dosen IPB yang berhasil mencapai h-index 13. Sementara itu yang mencapai h-index 12 mencapai delapan orang. Peraih h-index 11 sebanyak 14 orang. Sementara itu yang meraih h-index 10 sebanyak 20 orang.