Ahad 24 Sep 2017 03:30 WIB

Undip Mantapkan Kompetensi Lulusan Lewat Teaching Industry

Rep: Muhyiddin/ Red: Ratna Puspita
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir memberi sambutan saat kunjungan kerja ke PLTP 3 MW Kamojang, Kabupaten Bandung, Selasa (28/2).
Foto: Mahmud Muhyidin
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir memberi sambutan saat kunjungan kerja ke PLTP 3 MW Kamojang, Kabupaten Bandung, Selasa (28/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Universitas Diponegoro (Undip) berkomitmen untuk terus melahirkan lulusan yang kompeten, terutama pada beberapa bidang yang menuntut keahlian lebih. Hal itu dilakukan dengan memantapkan berlangsungnya pola akademik teaching industry di Undip dengan menitikberatkan pada industri berbasis teknologi plasma untuk pangan.

Rektor Undip Yos Johan menekankan fungsi teaching industry ini untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa. Menurutnya, teaching industry sangat penting dilakukan di universitas karena praktik di lapangan akan mulai membiasakan mahasiswa untuk bekerja atau membentuk industri baru.

Saat menghadiri acara peresmian teaching industry Undip, Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan program teaching industry merupakan pola akademik yang kini sangat dibutuhkan oleh dunia industri. Dia menerangkan jumlah publikasi Indonesia pada September 2017 ini sekitar 11 ribu. 

Dia mengatakan jika publikasi dan riset tersebut banyak tentang hasil riset yang dibutuhkan industri maka hilirisasi produk akan berjalan dengan baik karena dibutuhkan industri. “Tidak cukup riset berhenti di laboratorium, tapi harus dihilirisasi. Itu mengapa teaching industry penting dilakukan," ujarnya di Kampus Undip, melalui siaran resmi yang diterima Republika, Sabtu (23/9).

Menurut Nasir, teaching industry akan meningkatkan kerjasama triple helix yakni akademisi, pemerintah dan pelaku industri. Nasir juga menekankan perguruan tinggi harus siap untuk perubahan pola perkuliahan di masa depan, serta harus juga siap dengan e-learning. 

"Teknologi sudah maju, jangan tertinggal dengan Negara lain. Kita harus selalu siap dengan perubahan zaman yang mau tak mau menggunakan teknologi informasi dan inovasi baru," ucap Nasir.

Penggagas teaching industry Undip, Muhammad Nur menambahkan, salah satu hasil teknologi yang sudah dihasilkan dan dihilirisasikan oleh Undip untuk teaching industry adalah mesin generator ozon yang sudah diserahkan oleh Menristekdikti Mohamad Nasir kepada kelompok tani dengan nama D'Ozone.

Fungsi D'Ozone ini menggunakan teknologi plasma penghasil ozon untuk memperpanjang masa simpan daging, ikan, sayur dan buah. Teknologi ini juga dapat menurunkan kadar residu pestisida pada sayuran dan buah-buahan, mengurai senyawa organik dan mengoksidasi logam berat, dengan kandungan gizi, rasa dan warna tetap terjaga. 

“Jadi petani, peternak, maupun nelayan bisa lebih efisien secara ekonomis untuk produk-produk yang dihasilkan," kata dia. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement