REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Anggota tim penerimaan mahasiswa baru Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya Siti Machmudah mengingatkan, para pendaftar Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (DBMPTN) 2018 yang memilih ITS untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin. Dia juga mengingatkan agar para peserta memilih jurusan sesuai kemampuan dan minat, serta melihat tingkat persaingannya.
"Karena semakin banyak peminat suatu prodi, maka semakin besar persaingannya," ujar Machmudah dalam pesan singkatnya, Sabtu (14/4).
Machmudah pun memberikan tips dan strategi dalam memilih jurusan pada SBMPTN, khususnya peserta yang memilih ITS sebagai kampus tujuannya. Menurut Machmudah, setidaknya pada pilihan pertama adalah jurusan atau program studi yang ia minati.
Kemudian, pada pilihan kedua disarankan memilih program studi yang lebih sedikit peminatnya, serta skor SBMPTN tidak terlalu tinggi.
Itu tak lain karena jika berkaca dari pengalaman tahun lalu, peminat SBMPTN ITS mencapai 31.282 pendaftar. Dari kesemuanya itu, hanya 1.366 peserta yang diterima.
"Ini menandakan semakin ketatnya persaingan di kampus teknologi ini dalam memperebutkan bangku perkuliahan, kata dosen Teknik Kimia ITS ini.
Untuk masalah passing grade, Machmudah menjelaskan, perguruan tinggi negeri tidak bisa menentukannya. Passing grade dihitung berdasarkan nilai serta jumlah keseluruhan pendaftar SBMPTN pada jurusan tersebut.
Daya tampung setiap jurusan pada setiap kampus pun berbeda-beda. Daya tampung yang sedikit dan jumlah peminat yang sangat banyak menyebabkan tingkat keketatan sebuah jurusan sangatlah tinggi.
"Pada SBMPTN tahun 2017 lalu misalnya, Arsitektur menjadi jurusan paling ketat hingga mencapai 2,5 persen keketatan. Itu artinya dari 100 orang pendaftar dan yang diterima hanya 2,5 orang," ujar wanita yang juga menjabat sebagai kasubdit penerimaan mahasiswa baru dan pengelolaan kuliah bersama.
Untuk jurusan yang memiliki keketatan rendah, di antaranya Fisika. Dimana, pada SBMPTN tahun 2017, Jurusan Fisika memiliki tingkat keketatan sebesar 10,9 persen. Ini artinya setiap 100 orang pendaftar yang diterima mencapai 10,9 orang.