REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Maarif Institute menyelenggarakan Sekolah Pemikiran Kebudayaan dan Kemanusiaan Ahmad Syafii Maarif. Kegiatan tersebut diadakan di Bogor, Jawa Barat, 22 Juli sampai 1 Agustus 2018.
“Kegiatan ini diikuti oleh 15 orang peserta terpilih dari seluruh Indonesia, setelah sebelumnya telah lolos tahapan seleksi. Peserta terpilih ini akan dikarantina selama 10 hari short-course,” kata Direktur Eksekutif Maarif Institute, Muhammad Abdullah Daraz, melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (22/7).
Ia menambahkan, program yang digelar sampai penghujung bulan Juli 2018 ini ditujukan bagi para mahasiswa S2 akhir, dan yang sedang menempuh program doktoral. Untuk mengikutinya, para peserta diwajibkan membuat esai mengenai tema-tema yang telah ditentukan dengan mencantumkan sejumlah sumber bacaan minimal lima buku karya Buya Syafii Maarif.
Adapun tujuan diadakannya Sekolah Kebudayaan dan Kemanusiaan ini, kata Abdullah Daraz, adalah untuk menyosialisasikan gagasan-gagasan Buya Syafii Maarif (mantan ketua Muhammadiyah 1998-2005) yang mengusung nilai-nilai keterbukaan, kesetaraan dan kebhinekaan, kepada anak-anakmuda yang punya latarbelakang etnis, suku, budaya, dan agama yang berbeda. Juga, memformulasikan peta intelektualisme dan aktivisme Buya Syafii dalam konteks perkembangan pemikiran Islam Indonesia kontemporer.
“Melalui kegiatan ini diharapkan generasi muda Indonesia memiliki perspektif, sikap dan pendirian yang relatif sama dalam memotret dinamika, perubahan dan perkembangan kehidupan keberagaman di Indonesia,” tuturnya.
Para peserta Sekolah Pemikiran Kebudayaan dan Kemanusiaan Ahmad Syafii Maarif.
“Kegiatan ini juga diharapkan mampu menjadi wadah bagi terbentuknya jejaring intelektual muda dari berbagai daerah dan pelosok di Indonesia, sebagai jangkar bagi penyemaian berbagai ide dan gagasan besar Buya Ahmad Syafii Maarif di masyarakat lebih luas,” paparnya.
Acara ini selain dibuka oleh Buya Ahmad Syafii Maarif, juga menghadirkan beberapa narasumber kredibel sesuai dengan keahliannya. Prof Dr M Amin Abdullah (Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta dan Dewan Pembina Maarif Institute) sebagai pemberi pidato kunci.
Sejumlah narasumber juga akan hadir dalam acara ini. Mereka antara lain, Prof Dr Mahfud MD, Sudhamek AWS, Prof Dr Siti Musdah Mulia, Dr Haedar Nashir, Prof Dr Komarudin Hidayat, Dr Ruhaini Dzuhayatin, Ahmad Najib Burhani PhD, Dr YudiLatif, dan Dr Haryo Aswicahyono. Selain itu, Dr Yusuf Rahman, Luthfi Assyaukanie PhD, Dinna Wisnu, PhD, KH Husain Muhammad, Dr Abdul Gaffar Karim, Dr Zainal Arifin Mochtar, dan Dr Budhy Munawar Rachman.