Senin 29 Apr 2019 18:46 WIB

IAIN Palu Bekali Mahasiswa Kemampuan Bahasa Arab-Inggris

Pembekalan bahasa Arab dan Inggris IAIN Palu melalui Mahad al-Jamiah

IAIN Palu, Sulawesi Tengah.
Foto: links.web.id
IAIN Palu, Sulawesi Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU— Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, mengasah kemampuan 1.835 mahasiswa berbahasa Inggris dan Arab. 

Pembekalan ini sebagai bentuk upaya peningkatan sumber daya manusia yang sejalan dengan visi rektor perguruan tinggi Islam negeri itu terkait pengembangan mutu dan daya saing akademik.

Baca Juga

"Untuk semester dua (genap) pelatihan dan pembimbingan tentang pemikiran Islam," kata Direktur Mahad Aljamiah IAIN Palu, Ahmad Sehri, di IAIN Palu, Senin (29/4).

Upaya itu dilakukan IAIN Palu lewat lembaga Mahad al-Jamiah melibatkan 1.755 mahasiswa semester dua untuk pelaksanaan di lingkungan kampus dan 80 mahasiswa di rusunawa IAIN Palu di Kelurahan Tipo.

Pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan di kampus berlangsung hingga Agustus 2019 mulai April, dilaksanakan selama 12 kali pertemuan melibatkan 56 dosen setiap sore, selama hari kerja terhitung sejak Senin-Jumat.

Sementara untuk pelaksanaan di rusunawa mahasiswa dilaksanakan setiap selesai shalat Shubuh setiap hari, melibatkan sembilan dosen, di laksanakan mulai April hingga Agustus 2019.

"Untuk pelaksanaan pelatihan di kampus, di fokuskan pada peningkatan kecakapan dan kemampuan untuk berbahasa Inggris dan Arab," kata Staf Mahad Al-Jamiah IAIN Palu, Nur Alang.

Sementara bagi mahasiswa di rusunawa akan mendapatkan materi dan pendalaman tentang Bahasa Inggris dan Arab, studi fikih, studi hadis, hafiz Alquran. Selain itu, di rusunawa, Mahad al-Jamiah juga menyusun program kegiatan tentang menghafal Alquran dan menghatam Alquran.

Rektor IAIN Palu, Prof Sagaf S Pettalongi, mengemukakan Mahad al-Jamiah, merupakan pesantren bagi perguruan tinggi keagamaan Islam negeri, karena itu lembaga tersebut sedianya harus menjadi pilar, menjadi ikon, dalam upaya pembinaan untuk peningkatan sumber daya manusia, yang menjadi ukuran capaian pembangunan mutu akademik.

"Mahad al-Jamiah harus menjadi pilar, harus mendongkrak dan menjadi ukuran atau indikator dalam pencapaian mutu, khususnya tentang pembinaan ketrampilan berbahasa dan pemahaman tentang keagamaan," kata Sagaf, Senin (29/4).

Karena itu, sebut dia, Mahad al-Jamiah perlu mengubah dan memperbaiki manajemen dalam pengelolaan dan pemaksimalan program pembinaan kemampuan dan keterampilan mahasiswa. 

Dia mengakui bahwa manajemen Mahad Aljamiah belum terlalu baik. Hal yang penting dan harus dilakukan Mahad Aljamiah yakni membangun sinergitas program pembinaan dengan unit dan lembaga lainnya, baik secara internal IAIN Palu atau dengan unit dan lembaga lainnya di perguruan tinggi lainnya yang ada di Indonesia maupun di luar negeri.

"Ini perlu di lakukan, olehnya yang penting adalah manajemen pengelolaan yang harus di perbaiki. Kemudian harus ada sinergitas dengan lembaga atau unit lainnya dalam upaya pembinaan," ujar pakar manajemen pendidikan itu.

Dia mengatakan, setiap mahasiswa berhak untuk belajar atau mendapat pembimbingan di Mahad al-Jamiah, karena mahasiswa telah berkontribusi terhadap hal itu sebesar Rp 50 ribu yang dibebankan dalam biaya uang kuliah tunggal (UKT). "Semua mahasiswa punya hak untuk belajar di Mahad Aljamiah, karena telah membayar Rp 50 ribu lewat pengenaan biaya uang kuliah tunggal," kata dia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement