REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (Vokasi UI) meresmikan 'Pojok Kreatif UI' sebagai upaya mencetak generasi kreatif dan inovatif. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka merayakan hari anak nasional yang berlangsung pada Selasa (23/7).
Ketua tim pengabdi sekaligus Ketua Program Studi Periklanan Kreatif Vokasi UI, Sri Rahayu atau Ayu mengatakan kegiatan pengabdian ini terdiri atas tiga rangkaian. Pertama adalah pembuatan Pojok Kreatif UI di Kelas Playgroup TK Aisyiyah Bustanul Athfal I, Beji Timur, Depok.
Kedua adalah edukasi dalam bentuk talskhow tentang efek negatif penggunaan gawai berlebihan pada kesehatan anak untuk orang tua dan guru. Rangkaian terakhir adalah creative day, yang mengajak anak-anak untuk melakukan permainan kreatif.
Ayu menambahkan, Pojok Kreatif UI Ramah Anak merupakan wadah yang diinisiasi sebagai pengembangan kreativitas untuk mengurangi penggunaan gadget pada anak. Pojok kreatif ini memiliki fungsi untuk mempertajam kemampuan sensorik dan motorik pada anak dengan alat permainan yang edukatif, menghibur dan sekaligus mengasah kemampuan kreativitas anak.
Dengan demikian, kata dia, diharapkan taget terlindunginya kondisi fisik, mental dan sosial anak di sekolah dan lingkungan keluarga dapat tercapai. "Dipilihnya kelas playgroup sebagai lokasi pojok kreatif didasari pemikiran bahwa kelas ini adalah titik awal seorang anak berinteraksi dengan dunia pendidikan," kata Ayu.
Para tim pengabdi Vokasi UI kemudian mengajak para orang tua dan guru untuk berdiskusi bersama Dokter dan Dosen dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Rodri Tanoto. Rodri berharap, mulai sekarang para orang tua lebih tanggap tentang waktu yang diperbolehkan untuk anak bermain dengan gawainya. Apabila orang tua lebih tanggap, diharapkan dampak negatif dari gawai pada fisik maupun mental anak dapat dihindari sedari dini.
Sementara itu, menurut Nunung, Kepala Sekolah TK Aisyiyah Bustanul Athfal I, Beji Timur, Depok, edukasi dan talkshow ini merupakan yang pertama kali diterima oleh pihak sekolah dan orang tua. Melalui kegiatan ini, para wali murid akhirnya dapat mengetahui waktu yang sewajarnya untuk anak dapat bermain gawai sesuai dengan kategori usianya masing-masing.
"Majelis Pustaka dan Informasi telah melakukan kegiatan literasi medsos di kalangan mahasiswa, tentu tidak kalah penting literasi medsos di kalangan anak usia dini. Saya berharap kegiatan seperti ini terus diperluas di semua TK ABA, sehingga memperkaya wawasan baik guru maupun orang tua dalam hal tumbuh kembang anak," kata dia.