REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir meminta para rektor di seluruh wilayah Tanah Air agar menjamin perlindungan mahasiswa asal Papua. Ia tak ingin mahasiswa Papua di daerah putus studi.
"Tidak ada pengembalian (mahasiswa Papua) karena semua dilindungi," kata Nasir di sela-sela menghadiri rangkaian Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24, di Denpasar, Bali, Senin.
Menurut dia, para rektor harus bisa bertanggung jawab memberikan perlindungan bagi semua mahasiswa Papua yang menempuh pendidikan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Pihaknya akan memberikan sanksi pemberhentian kalau ada rektor sampai melakukan diskriminasi kepada mahasiswa-mahasiswi dari Bumi Cendrawasih itu.
Terkait pemblokiran akses internet di Papua, menurut Nasir hingga saat ini belum sampai menimbulkan masalah bagi penyelenggaraan pendidikan tinggi di daerah setempat.
"Laporan dari rektor maupun Kepala LL Dikti (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi) tidak ada masalah," ujarnya.
Gubernur Papua Lukas Enembe sebelumnya mengatakan akan membawa pulang semua mahasiswa Papua yang berada di seluruh Indonesia. Rencana tersebut akan dia lakukan apabila kondisi Indonesia dianggap tidak aman bagi mahasiswa Papua.
Untuk mendukung rencananya tersebut, Lukas telah menyiapkan universitas negeri di Papua untuk menampung seluruh mahasiswa dari provinsinya.