REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM) menggelar konser musik klasik bertajuk King of Classic. Menghadirkan dua musisi Jerman, Maximilian Schairer dan Phillipp Jonas.
Mereka membawa empat lagu klasik seperti Sonate No. 1 Op 12, Sonate L 140, Christsmas Overture dan Sonate No. 3 Op.45. Dekan FKKMK UGM, Ova Emilia mengatakan, penjualan tiket sepenuhnya disumbangkan ke Yayasan Kanker Indonesia Cabang IY.
"Kita persembahkan konser ini bagi mereka pecinta musik klasik, bukan sekedar konser, namun mengemban misi sosial agar bisa berbagi dengan yang lebih membutuhkan," kata Ova.
Promotor konser musik amal kali ini, Adi Utarini menuturkan, konser musik klasik di FKKMK sudah dimulai sejak 80-an. Kala itu, diadakan dengan menggandeng Yayasan Karta Pustaka. "Banyak musisi internasional yang bermain musik di sini waktu itu," ujar Adi.
Ia menuturkan, FKKMK merupakan satu-satunya fakultas di UGM yang memiliki semangat menggelar konser musik klasik tiap tahun. Padahal, tiap tahun ditemukan bakat-bakat mahasiswa baru yang piawai musik.
Meski begitu, Adi menekankan, konser musik klasik bukan sekedar untuk bersenang-senang. Tapi, menjembatani kolaborasi akademik dan non-akademik serta mempraktikkan misi kemanusiaan.
"Praktek baik dari konser amal ini, seluruh pemasukan didonasikan seluruhnya tidak dipotong biaya operasional," kata Adi.
Pengurus Yayasan Kanker Indonesia Cabang DIY, Sunarsih Sutaryo menerangkan, hasil konser akan digunakan untuk memenuhi perlengkapan 15 kamar rumah singgah. Itu merupakan tempat pasien kanker luar DIY yang berobat di RS Sardjito.
"Sebab, kami sering membantu pasien kanker dari luar kota yang berobat ke RS Sardjito," ujar Sunarsih.
Selain tempat singgah pasien dan keluarga yang mendampingi, yayasan ini memenuhi pula kebutuhan makan dan membeli obat pasien yang tidak dijamin BPJS. Karenanya, ia merasa keberadaan konser sangat membantu.
Sebelum ini, konser amal yang diadakan FKKMK UGM mampu mengumpulkan uang sebesar Rp 300 juta lebih. Hal itu telah pula digunakan untuk pembangunan 15 kamar di rumah sainggah.
"Pembangunannya sudah mencapai 80 persen, kami bekerja sama dengan RS Sardjito juga untuk mendapatkan ranjang tempat tidur pasien," kata Sunarsih.