Selasa 04 Feb 2020 19:41 WIB

UGM Kembangkan Budi Daya Ikan Wader Pari

Budi daya massal dilakukan dengan menggandeng petani ikan lokal atau gapoktan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UGM Yogyakarta.
Foto: Wahyu Suryana.
Kampus UGM Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ikan wader pari merupakan jenis ikan air tawar asli Indonesia yang cukup populer bagi masyarakat. Ikan bernama latin Rasbora lateristriata ini banyak dikonsumsi tidak cuma sebagai lauk untuk makan nasi tapi juga camilan.

Tingginya permintaan pasar menjadikan ikan ini banyak dieksploitasi masif di alam. Tapi, eksploitasi terus-menerus belum diimbangi upaya konservasi yang tepat, sehingga mengancam keberadaan ikan wader yang sudah jarang ditemukan.

Kondisi itu mendorong peneliti dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Bambang Retnoaji, mencari solusi menjaga kelestarian ikan tapi tetap bisa dimanfaatkan potensi ekonominya. Terutama, dengan memberi sentuhan teknologi.

"Populasi ikan wader pari di alam semakin jarang, ditambah reproduksinya hanya berlangsung satu kali dalam semusim, dengan teknologi budi daya ini reproduksi ikan bisa berlangsung dua pekan sekali," kata Bambang di Lab Struktur dan Pengembangan Hewan Fakultas Biologi UGM, Selasa (4/2).

Bambang menjelaskan, pengembangan strategi budi daya ikan wader pari dilakukan sejak 2014 bersama peneliti di Aquatic Research Group. Pemijahan, pembibitan dan pembiakan dilakukan di lab, budi daya skala massal dilakukan di kolam luar.

Budi daya massal dilakukan dengan menggandeng petani ikan lokal atau gapoktan di Kulonprogo, Sleman, dan Gunungkidul. Lewat kemitraan dilakukan pemijahan, pembesaran dan penyediaan larva, pembesaran, dan penyediaan benih siap tebar.

"Pemeliharan dan penyediaan ikan siap panen usia 2-3 bulan dan penyediaan indukan usia 6-8 bulan," ujar Bambang.

Selain itu, kerja sama pengembangan budi daya ikan wader pari secara insentif dilakukan Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, dan dilaksanakan 2020-2025. Alat dapat digunakan di dalam dan di luar ruang dengan kondisi yang bisa diatur.

Dengan begitu, pemijahan bisa dilakukan tanpa bergantung musim dan dapat digunakan setiap waktu. Alat pemijah terdiri dari rak pemijahan, akuarium utama, akuarium pemijahan, akuarium filter, dan sistem sirkulasi debit air.

Dicirikan lewat akuarium pemijahan dengan ijuk sebagai media ikan bertelur. Pemijahan di ruang tertutup dengan suhu ruang 25-30 derajat Celcius, periode cahaya 14 terang: 10 gelap, dan kualitas oksigen terlarut dalam kisaran 6-8.

Selanjutnya, pH 6,5-8 dan sirkulasi air dilakukan secara terus-menerus. Untuk pemijahan dilakukan mulai 16.00-07.00 keesokan harinya saat telur dipanen. Sudah dipaten, ke depan ditarget bisa diproduksi massal ke seluruh Indonesia.

"Untuk produksi alat, satu unitnya sekitar Rp 6 jutaan, semoga kehadiran teknologi ini bisa mendukung upaya-upaya konservasi dan budi daya ikan wader pari di Tanah Air," kata Bambang.

Dekan Fakultas Biologi UGM, Budi S Daryono menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dinas Kelautan dan Perikanan DIY yang telah bersedia melakukan kerja sama. Ia berharap, kerja sama bisa berkembang dan memberikan banyak manfaat.

"Harapannya, kerja sama bisa semaking berkembang tidak hanya ikan wader saja karena di Fakultas Biologi UGM banyak riset lainnya seperti kepiting, sidat, lobster, dan udang," ujar Budi.

Senada, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, Bayu Mukti Sasongka, berharap kerja sama yang telah disepakati bisa segera ditindaklanjuti. Sehingga, bisa segera diperoleh benih ikan wader yang siap dikomersialisasikan. 

"Kita siap tindak lanjuti kerja sama ini, sehingga menghasilkan benih yang siap dikomersialisasikan, tidak hanya sebatas penelitian saja," kata Bayu.

Bayu menambahkan, pemanfaatan teknologi dalam budi daya ikan wader diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jadi, budi daya dengan aplikasi teknologi tidak hanya ikan wader pari, tapi varietas perikanan lokal lainnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement