REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), M Nuh meminta kuesioner yang menanyakan ukuran kelamin siswa sebelum masuk jenjang SMP dihentikan untuk sementara waktu sampai ada kejelasan dari pihak penyelenggara dan penanggung jawab kepadanya.
"Setop dulu. Jangan diadakan apalagi nanti itu masuk di sekolah-sekolah. Jadi, sekali lagi, setop dulu. Kalau hasilnya ndak bagus ya setop semuanya. Nanti cari pendekatan yang baru,” kata dia saat ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma usai kunjungan kerja bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke tiga negara, Ahad (8/9).
Ia menegaskan, Kemendikbud perlu mendapatkan penjelasan rinci termasuk tujuan adanya kuesioner tersebut. Menurutnya, kuesioner yang menanyakan alat kelamin ketika akan masuk SMP cenderung tabu dan tidak mendidik siswa.
"Berikan penjelasan, tujuannya apa. Bisa jadi tujuannya baik. Tapi kalau mekanisme seperti itu ya saru (tabu). Sampeyan sendiri kalau dikasih kuesioner gitu juga tanya: apa-apan ini,” kata dia.
M Nuh pun mengaku tidak pernah berkomunikasi dengan Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi terkait hal tersebut. Karena itu, ia akan segera berkomunikasi dengan Menkes. Tak hanya itu, ia pun akan memanggil pihak penyelenggara kuesioner dan pelaksananya.
"Senin barangkali saya panggil. Saya tetap undang penyelenggaranya untuk penjelasan secara utuh," kata dia.