REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud Ramon Mohandas mengatakan, saat ini Ujian Nasional (UN) untuk siswa SD dihapuskan. Siswa-siswa SD melakukan Ujian Sekolah sebagai pengganti UN.
Untuk menentukan standardisasi Ujian Sekolah, kata Ramon, sebanyak 25 persen sekolah dibuat dari pusat. Sedangkan sebanyak 75 persen soal Ujian Sekolah dibuat oleh masing-masing sekolah.
“Materi Ujian Sekolah bagi siswa SD ini, masih menggunakan materi dari kurikulum lama. Materi Kurikulum 2013 belum diujiankan dalam Ujian Sekolah ini,” kata Ramon di Jakarta, Ahad, (23/2).
Saat ini, ujar Ramon, siswa SD yang baru diberikan Kurikulum 2013 baru siswa kelas 1 dan 4. Ke depan baru ditambah lagi dengan kelas 2 dan kelas 5 SD. Baru terakhir kelas 3, dan 6 SD.
SD yang menggunakan kurikulum baru, kata Ramon, baru ribuan sekolah saja. Memang masih terbatas penerapannya, belum menyeluruh.
Memang , terang Ramon, penerapan Kurikulum 2013 kepada SD ini tidak dilakukan serentak. Namun dilakukan secara bertahap karena kalau guru-guru dilatih semua secara serentak tidak mungkin sebab guru itu jumlahnya banyak sekali, jadi penerapan Kurikulum 2013 ini dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu tiga tahun
“Sebenarnya bahan-bahan Ujian Sekolah untuk SD, bahan Ujian Nasional (UN) untuk SMP dan SMA, bahan-bahannya masih berdasar materi kurikum lama. Sebab siswa selama ini masih belajar menggunakan materi kurikulum lama walau secara bertahap diperkenalkan Kurikulum 2013,” kata Ramon.
Guru-guru SD yang membuat soal Ujian Sekolah, ujar Ramon, tentu sudah mendapatkan pelatihan rutin dalam pembuatan soal agar memenuhi standardisasi. Pelatihan para guru tersebut dilakukan oleh pusat penilaian pendidikan di balitbang Kemdikbud bersama BNSP.
“Pelatihan guru dalam membuat soal rutin dilakukan secara berkala. Mereka tidak dilatih secara mendadak hanya saat menjelang Ujian Sekolah saja, makanya guru-guru sudah memahami pembuatan soal Ujian Sekolah tersebut, sedangkan BNSP yang menyiapkan kisi-kisinya,” kata Ramon.