REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta mendorong agar paten-paten yang merupakan hasil riset bisa dikomersilkan.
"Kementerian Riset dan Teknologi terus mendorong agar paten bisa dijadikan industri. Salah satu upayanya merevisi birokrasi dan mempermudah pembayaran paten lebih mudah," ujar Menristek di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (12/6).
Kemenristek melakukan upaya intermediasi yang mempertemukan para akademisi dengan industri. Salah satu yang sudah terwujud adalah produksi massal penjernih air dengan teknologi membran tersebut. "Saya sangat gembira, proses alih teknologi antara akademisi dengan industri terwujud."
Pemerintah, sambung dia, sangat mendukung terwujudnya kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah, untuk percepatan komersialisasi hasil-hasil inovasi. "Saya tidak hapal berapa paten yang sudah dikomersilkan, namun cukup banyak," jawab dia saat ditanya mengenai jumlah paten yang sudah dikomersilkan.
Sementara, Lismanto dari Asosiasi Inventor Indonesia mengatakan jumlah paten yang dikomersilkan masih sedikit. "Paten itu sesuatu yang sulit, mengkomersialkannya juga sulit," kata Lismanto.
Padahal, sumbangsih paten yang dikomersilkan sangat besar. Di Amerika Serikat, jumlah paten yang dikomersilkan hanya 1 persen, tapi mampu berkontribusi 30 persen dari PDB. "Negara maju dikembangkan melalui teknologi baru."
Lismanto berharap akademisi, pemerintah, dan swasta dapat bekerja sama dengan baik dalam mengkomersilkan paten.