REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepala SD Muhamadiyah Denpasar, Mastulin SPd menilai, penerapan Kurikulum 2013 sangat bagus untuk siswa SD kelas kecil yakni dari kelas I sampai kelas IV. Namun untuk kelas V dan VI, masih terkendala oleh kesiapan dan kemampuan guru kelasnya.
"Tapi prinsipnya kami mendukung perubahan penyempurnaan Kurikulum 2013," kata Mastulin.
Kepada Republika, di Denpasar, Kamis (4/12), Mastulin mengatakan, sejak Kurikulum 2013 diterapkan di Denpasar, SDM 3 menjadi satu dari empat SD yang menjadi pilot proyek penerapan kurikulum itu. Tiga sekolah lainnya yakni SDM 2 Denpasar, SD Santo Yosep dan SD Negeri 2 Tulangampiang.
Menurut Mastulin, jika dilaksanakan secara konsisten degan memenuhi saran yang diperlukan, Kurikulum 2013 masih lebih baik dibandingkan dengan Kurikulum 2006. Diantara keunggulan Kurikulum 2013 itu yakni diberinya peluang lebih besar kepada siswa untuk untuk mengekspresikan kompetensinya secara lebih nyata.
Misalnya sebut Mastulin, dalam pelajaran matematika, para siswa langsung praktik mengukur tanah di halaman sekolah. Begitu juga misalnya soal bejana berhubungan di pelajaran IPA, dimana untuk menunjukkan permukaan air selalu sama dan air mencari lokasi yang lebih rendah, mereka diajak ke lapangan.
Menurut Mastulin, dengan model belajar mengajar seperti itu, para guru akirnya dituntut untuk memiliki multi gaya dalam mengajar dan diharapkan selalu tampil ceria, sehingga harus memulai proses belajar mengajar dengan menyanyi. "Hanya saja kendalanya, guru itu kan juga punya keterbatasan dan kekurangan, sehingga akan sulit menerapkan metoda ini di kelas besar yakni kela V dan VI," katanya.
Dikatakannya, para guru seharusnya terus meningkatkan kemampuanya. Tetapi karena disibukkan oleh kegiatan administrasi membuat evaluasi kondisi siswa, maka guru tidak sempat memikirkan dirinya sendiri.
Mastulin menyebutkan, dengan penerapan Kurikulum 2013, sebenarnya lebih bagus. Hanya saja pemerintah belum siap dengan alat peraganya, terutama buku pelajaran yang seharusnya dibagikan kepada para siswa. "Kita sering memfoto kopi buku-buku pegangan siswa, karena belum dikrimi dari Jakarta," katanya.