REPUBLIKA.CO.ID, WONOGIRI -- Penerapan sistem online UN yang digelar April dan Mei, hingga kini belum ada kepastian dari pemerintah pusat. Namun, sejumlah sekolah di Kabupaten Wonogiri mengklaim sudah siap apabila sistem tersebut dijalankan. Salah satunya, SMPN 1 Kabupaten Wonogiri.
"Sejak jauh hari, siswa dididik try out UN. Baik secara manual maupun komputer," kata Kepala SMPN 1 Kabupaten Wonogiri, Kusman Toha, Kamis (5/3).
Kusman mengatakan, walaupun sudah siap dengan penerapan sistem online, namun pihaknya belum sama sekali mempersiapkan infrastruktur pendukung seratus persen. Ia lebih memilih menunggu kepastian serta penunjukan dari pusat.
Memang, SMPN 1 ini sebagai salah satu pilot project UN sistem online. "Yang jelas, kami selalu siap. Namun, sebelum ada penunjukkan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, kami tak mau melengkapi infrastruktur pendukung," kata Kusman.
Menurut dia, persiapan siswa didik tergolong cukup. Akan tetapi, dari sisi infrastruktur dia belum berani mempersiapkan seratus persen. Dari jumlah total siswa didik yang akan menghadapi UN tercatat 297 anak. Sedangkan UN sistem online membutuhkan persiapan 85 unit komputer. SMPN 1 Wonogiri kini baru memiliki perangkat komputer hampir separuhnya.
"Ya, nanti misal Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah memerintahkan untuk sistem online, kita tinggal melengkapi kekurangan komputer saja''.
Terkait pelaksanaan UN online, rencananya dibagi dalam tiga gelombang. Setiap mata pelajaran yang diujikan akan diikuti siswa secara bergiliran.
Ini karena, jumlah perangkat komputer hanya sepertiga jumlah murid. Jadi, siswa didik nanti bergiliran dalam mengerjakan soal UN.
Ihwal pelaksanaan UN online, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Solo, Etty Retnowati, hingga saat ini Pedoman Operasional Standar (POS) Ujian Nasional (UN) untuk tahun 2015 belum ada. "Kami belum terima POS UN 2015," jelas Etty.
Etty juga mengaku, sempat membaca sebagian isi POS UN 2015 yang belum disahkan. Tetapi, hanya sepotong-potong saja, belum menyeluruh. "Karena itu, kami belum berani menjalankan''.
Sejauh ini, kata Etty, Dinas Dikpora Solo berpedoman pada POS UN tahun lalu. Paling tidak, dipakai sebagai pedoman persiapan. Mudah-mudahan, tidak terlalu banyak bedanya, atau perubahannya.